Setelah tahun lalu dihebohkan dengan kampanye Standar Nasional Indonesia (SNI) helm yang digunakan pengendara dan beredar di Indonesia, kini pemerintah akan kembali memperluas cakupan SNI. Kali ini giliran pelek yang akan diberi label SNI.

Sebayak 6 asosiasi industri mendeklarasikan komitmennya terhadap perlindungan konsumen. Mereka sepakat akan membuat produk atau jasa yang benar-benar melindungi konsumen.

Hasil temuan BPOM terdapat 99,98% produk pangan impor bermasalah. Hal ini merupakan hasil temuan pengawasan pangan di 7 kota yang dilakukan oleh BPOM selama 2011.

Adanya relokasi atau perpindahan pabrik-pabrik asal China ke Indonesia malah membuat khawatir industri di dalam negeri. Kenapa?

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di kawasan Kelapa Gading hari ini. Kali ini yang menjadi sasaran adalah soal standar kepatuhan penggunaan SNI terhadap produk elektronika.

Indonesia International Motor Show (IIMS) ternyata tidak hanya berbau roda empat atau lebih. Perlengkapan sepeda motor pun tersedia di ajang yang bakal berakhir 31 Juli 2011 mendatang itu. Bahkan penjual helm impor berani banting harga disini.

Indonesia melarang masuknya produk-produk mutiara non SNI khususnya dari China. Masuknya mutiara asal China akan semakin memukul pelaku bisnis mutiara lokal.

Menjadi konsumen cerdas (Koncer) ketika memilih dan membeli barang selalu berdasarkan perhitungan yang teliti dan cerdik layaknya 'kancil'.

Mendag Mari Elka Pangestu punya strategi khusus untuk mensosialisasikan kampanye 'Konsumen Cerdas'. Lewat para pelajar sekolah, kampanye ini dianggap paling ampuh.

Peredaran helm berlabel SNI sudah sejak tahun lalu digalakkan. Tapi konsumen haruslah waspada bila menemukan helm ber-SNI dengan harga murah. Sebab bisa jadi itu adalah helm SNI palsu.