Sebagian masyarakat Pekanbaru juga antusias untuk melihat gerhana bulan merah 'darah' malam ini. Penghuni hotel pun lewat puncak gedung turut mengabadikan kemunculan bulan di langit Bumi Melayu Riau.

‎Penasaran dengan pemberitaan adanya gerhana bulan semerah darah, ratusan orang di Solo dan sekitarnya mendatangi Observatorium Club Astronomi Santri Assalam (CASSA) milik Ponpes Assalam di Pabelan, Sukoharjo.

Gerhana bulan merah darah tak terlihat di langit Jakarta karena tertutup awan. Banyak warga yang berkunjung ke Planetarium di kawasan Taman Ismail Marzuki kecewa. 

Suara istigfar bersautan di sejumlah musala dan masjid di Desa Tlogorejo, Kecamatan Tegowanu, Grobogan. Suara tersebut merupakan panggilan untuk warga melaksanakan salat Gerhana, bertepatan dengan fenomena bulan 'darah'.

Mendung menggelayut di langit Bandung. Gerhana merah 'darah' nyaris tak terlihat. Untung di fase akhir, cuaca sedikit cerah. Bulan itu pun terlihat. Seperti ini penampakannya.

Hingga pukul 19.00, warga Jakarta membeludak mendatangi Planetarium dan Observatorium Jakarta di kompleks TIM. Warga banyak yang kecewa karena gerhana Bulan tidak tampak. Pihak Planetarium pun menyiarkan streaming gerhana Bulan!

Warga yang penasaran menonton gerhana bulan purnama merah darah alias blood moon ini benar-benar dari segala usia. Seperti 'astronom' cilik ini yang mengajak teman-temannya melihat gerhana dengan teleskop di Planetarium Jakarta.

Seharusnya saat ini gerhana bulan merah darah sudah menunjukkan pesonanya di langit Bandung. Namun hingga pukul 18.30 WIB, bulan tak terlihat karena tertutup awan mendung. Sayang sekali.

Puluhan orang mendatangi planetarium dan observatorium Jakarta untuk melihat gerhana bulan malam ini. Sayangnya, awan terus menyelimuti langit. Bulan pun 'bersembunyi malu-malu'.

Peneliti dari Observatorium Bosscha akan memulai pengamatan sekitar pukul 18.00 WIB. Saat ini mereka masih mempersiapkan peralatan. 3 Unit teleskop disiapkan. Ada warga yang datang karena penasaran.