Lonjakan harga minyak dunia hingga tembus US$ 90 per barel membuat harga jual BBM non subsidi Pertamina yakni pertamax cs terus naik. Pertamina menyatakan tak akan memberi subsidi untuk menekan harga pertamax.

Meski naik beberapa ratus rupiah, harga baru Pertamax cukup memberatkan mereka yang memakai bahan bakar non subsidi itu. Meski masih bisa toleran dengan harga baru Pertamax, namun jika naik lagi membuat pengguna mobil putus asa.

Kenaikan harga Pertamax cukup memberatkan pengguna mobil. Harga Pertamax kini Mereka meminta meminta Pertamina untuk menekan harga Pertamax agar tidak terlalu mahal harganya.

Harga BBM non subsidi yang dijual SPBU Pertamina yakni pertamax dan pertamax plus kembali naik mulai Januari 2010. Harga Pertamax dan Pertamax plus di Jakarta (UPMS III) naik sebesar Rp 450 per liter menjadi Rp 7.500 dan Rp 7.900.

Harga minyak dunia di 2011 diproyeksi bisa menembus US$ 100 per barel, sehingga pertamax bisa mencapai Rp 8.500 per liter. Hal itupun akan memberatkan masyarakat karena adanya pembatasan premium.

Harga BBM non subsidi yang dijual SPBU Pertamina yakni pertamax dan pertamax plus kembali naik mulai hari ini. Harga pertamax dan pertamax plus di Jakarta (UPMS III) naik sebesar Rp 450 per liter.

Dari sejumlah SPBU Pertamina yang ada di Jabodetabek yang mencapai 720 SPBU, sedikitnya sudah ada 558 SPBU yang sudah siap menjual Pertamax (BBM non subsidi).

Terkait kebijakan pembatasan BBM bersubsidi pada akhir kuartal I-2011, pemerintah berencana akan mengujicoba penggunaan RFID (Radio Frequency Identification) pada April 2011.

Ekonom Anggito Abimanyu menyatakan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi sangat terkait dengan kesiapan masyarakat dan alokasi dana subsidi. Salah-salah masyarakat bisa kaget dengan membeli BBM lebih mahal.

Kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum ada rencana  dipercepat. Namun  harga minyak yang diperkirakan akan menembus US$ 100 per barel, bisa mendorong langkah percepatan.