Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo memastikan Nazaruddin telah dijemput untuk kembali ke Tanah Air. Tim penjemput Nazaruddin telah berangkat pada Senin 8 Agustus kemarin.

Nazaruddin ditangkap di Kolombia tidak lama setelah SBY memerintahkan eks Bendahara Umum Partai Demokrat itu ditangkap. Namun, KPK memastikan hal itu tidak ada hubungannya.

Syarifuddin, pemilik paspor yang digunakan  Muhammad Nazaruddin, ternyata warga Harjosari 1, Medan Amplas, Medan. Dia tinggal di rumah Yunus Rasyid, paman Nazaruddin.

Syarifuddin bisa dikenai hukuman pidana jika terbukti memberikan paspor miliknya ke M Nazaruddin. Ancaman hukuman pun lumayan berat, hingga lima tahun penjara.

"Langsung ditahan KPK. Hukum KPK itu extraordinary crime, artinya yang harus dapat prioritas utama," ujar Kepala Biro Penerangan Umum Divisi Humas Polri Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana.

Pihak Imigrasi Medan saat ini tengah memeriksa seorang pria yang mengaku sebagai paman Syarifuddin. Pria tersebut ditemukan saat Imigrasi Medan mendatangi alamat tempat tinggal Syarifuddin yang paspornya digunakan Nazaruddin.

"Paspor itu bisa saja dikirim melalui pos," ujar Kepala Bagian Humas dan TU Ditjen Imigrasi, Maryoto.

Syarifuddin yang paspornya digunakan saudaranya, M Nazaruddin, untuk kabur ke Kolombia, diduga masih berada di Medan. Imigrasi Polonia, Medan, kini mencarinya ke sejumlah alamat.

Perlu ada perlindungan terhadap keselamatan buronan KPK, M Nazaruddin. Sehingga tersangka sejumlah kasus dugaan suap proyek pemerintah dan pencemaran nama baik itu mengungkap semua informasi yang disampaikan dari persembunyian.

Pihak Imigrasi Polonia, Medan belum bersedia memberikan alamat rumah yang disampaikan Syarifuddin. Namun yang bersangkutan diketahui berstatus sebagai dosen.