Meski kebanyakan siswa di SMA Pasundan 2 Cimahi merasa kaget dengan adanya keputusan UN ulangan, tapi mau tidak mau mereka tetap harus melakukannya. Padahal tidak sedikit dari siswa tersebut sudah mulai mendaftarkan diri ke sekolah lanjutan.

Sebanyak 380 siswa SMA Pasundan 2 Cimahi mengikuti UN ulangan di sekolahnya hari ini, Rabu (10/6/2009). UN ulangan ini dilakukan karena Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menemukan pola respon jawab yang dianggap merugikan siswa.

Setelah sempat tertunda, akhirnya, siswa kelas 3 SMAN 2 Ngawi bisa bernafas lega. Mereka akan melaksanakan UAN, Rabu besok, setelah pihak sekolah mendapatkan kepastian dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Alumni SMAN 2 Ngawi yang tergabung dalam Petisi Batavia meragukan keterangan dari BSNP yang menyebutkan SMA itu 100 persen muridnya masuk dalam 33 SMA yang tidak lulus UN. Tuduhan itu dinilai tidak berdasar bukti yang cukup.

Ditundanya UAN ulang di SMAN 2 Ngawi membuat kecewa orang nomor satu di kabupaten itu. Bahkan dengan adanya keputusan yang belum jelas itu, Bupati Ngawi menganggap Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) plin-plan.

Seratus persen siswa di 3 SMA di kota Gorontalo tidak lulus UN. Akibatnya, para siswa yang mencapai 1.100 orang tersebut diwajibkan mengikuti ujian nasional ulang. Hal ini berdasarkan SK BSNP bernomor 16/SK-UN/ BSNP/V/2009.

Kasus tidak lulusnya seluruh siswa kelas 3 SMAN 2 Ngawi membuat DPRD Kabupaten Ngawi ikut turun tangan. Diwakili Komis A dan B, mereka hari ini berangkat ke Jakarta untuk menemui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Kasus tidak lulusnya seluruh siswa kelas 3 SMAN 2 Ngawi membuat DPRD Kabupaten Ngawi ikut turun tangan. Diwakili Komis A dan B, mereka hari ini berangkat ke Jakarta untuk meminta klarifikasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Dinas Pendidikan Jawa Timur menilai Ujian Akhir Nasional (UAN)) ulang di SMA Negeri 2 Ngawi dimaksudkan untuk menyelamatkan siswa. Diharapkan, para siswa tidak lagi menjadi korban pihak yang tidak bertanggung jawab.

Murid SMAN 2 Ngawi tidak percaya jika mereka dinyatakan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tidak lulus ujian nasional (Unas). Para siswa meminta lembar jawaban ujian itu ditunjukkan, dan bila tidak mereka menganggap sebuah sabotase.