Tudingan demi tudingan dari pihak Rachmawati Soekarno Putri kepada Hanung Bramantyo dan Multivision Plus (MVP) terkait film 'Soekarno' kembali diklarifikasi sang sutradara. Setelah menegaskan masalah originalitas ide, Hanung juga mengklarifikasi mengenai kontrak.

Proses panjang produksi film 'Soekarno' yang harusnya berbuah manis, tersandung permasalahan yang timbul sebagai buntut mundurnya kerjasama antara Rachmawati dan pihak Multivision Plus Picture (MVP). Menyikapi tudingan-tudingan yang dilontarkan pihak Rachmawati, Hanung dan MVP pun menunaikan hak jawabnya.

Sejak awal pemilihan peran utama, Rachmawati Soekarno Putri kurang sreg dengan sosok Ario Bayo yang memerankan Soekarno di film arahan Hanung Bramantyo. Untuk menghindari kisruh, ternyata Hanung sempat terpikir untuk casting aktor dari Belanda.

Menikah dengan Anjasmara membuat Dian Nitami mengaku sangat beruntung. Bukan tanpa alasan dirinya mengatakan hal tersebut. Dian mengaku bahwa sang suami tak pernah menuntut yang macam-macam kepadanya.

Ruangan karaoke yang didesain bergaya retro modern tersebut dilengkapi fasilitas kedap suara. Ada satu televisi besar dan sofa panjang dengan bantal-bantal unik di dalamnya.

Rachmawati Soekarnoputri melaporkan sutradara Hanung Bramantyo ke polisi. Buntut konflik akibat pemeran Sukarno yang mengaku tak mengenal Bung Karno.

Perseteruan antara Hanung Bramantyo dan Rachmawati Soekarnoputri terkait pembuatan film 'Soekarno: Indonesia Merdeka' berbuntut panjang. Permasalahan itu pun menarik perhatian aktor senior Piet Pagau.

Rachmawati Soekarnoputri mengungkapkan secara terbuka ketidaksetujuannya pada pemilihan pemeran utama dalam film 'Soekarno: Indonesia Merdeka' yang jatuh pada Ario Bayu. Apa tanggapan sutradara Hanung Bramantyo?

Film 'Soekarno' garapan Hanung Bramantyo sudah selesai masa produksi dan siap untuk diedarkan akhir tahun ini. Memasuki masa promosi, film itu justru akan disomasi oleh putri Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri.

Ario Bayu yang terpilih memerankan Soekarno di film arahan sutradara Hanung Bramantyo mencoba mengeluarkan sisi lain dari karakter Presiden pertama Indonesia itu. Menurutnya, lebih gampang memerankan Soekarno berpidato dibanding ketika berhubungan dengan istri-istrinya.