Pasca diceraikan Partai Golkar, Partai Demokrat (PD) tetap mencari parpol lain untuk memperkuat koalisi. PD akan mendekati petinggi parpol lain, termasuk di antaranya Ketum DPP Partai Hanura Wiranto dan Ketua Dewan Penasihat Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Partai Demokrat akan mengadakan rapimnas di Hall D, PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat besok, 26 April 2009. Ketua Dewan Pembina PD, SBY hadir untuk meninjau pelaksanaan gladi resik rapimnas.

PD mengubah arah politiknya setelah Partai Golkar menjatuhkan talak tiga. PD tidak lagi memprioritaskan kader Golkar untuk cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Prioritas kini untuk parpol lain.

PD sebenarnya bermaksud menunda dulu pembahasan masalah cawapres dalam pembicaraan koalisi dengan Partai Golkar. Penundaan itu atas petunjuk Ketua Dewan Pembina PD SBY.

Rencana jumpa pers SBY di kediamannya, di Cikeas molor dari jadwal seharusnya pada pukul 18.00 WIB. Hingga pukul 19.15 WIB, SBY tidak kunjung tiba di pendopo kediamannya.

SBY memang belum menentukan cawapres, tetapi dia sudah memberikan isyarat. Beberapa isyarat yang disampaikan SBY itu jelas mengarah pada beberapa figur yang berasal dari wilayah Indonesia bagian barat. Nama Hatta Rajasa dan Akbar Tandjung semakin menguat.

Partai Golkar dikabarkan menggagas poros baru. Pangkal musababnya koalisi dengan Partai Demokrat tidak mencapai titik temu. PD pun tidak mempersoalkan keinginan partai beringin itu.

Koalisi Partai Demokrat dan Partai Golkar terancam tidak terwujud. Salah satu alasan utamanya, mengenai jumlah cawapres yang diajukan ke SBY. Golkar ngotot mengajukan JK.

Wacana boikot pemilu yang digulirkan kelompok Teuku Umar ditanggapi dingin Partai Demokrat (PD). Boikot pemilu bisa dipidana karena bisa dikategorikan tindakan mengacau pemilu yang bertentangan dengan undang-undang.

Masalah Buloggate II yang sempat melilit Akbar Tandjung dinilai tak mengganjal Akbar untuk bersanding dengan SBY. Sebab putusan Mahkamah Agung (MA) sudah menyatakan Akbar tak bersalah.