Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Amir Syamsuddin, mengaku Indonesia tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan PNG, terkait pemulangan buronan Joko Tjandra. Akan tetapi Amir berharap permohonan pemulangan yang dikirimkan pihaknya dan Kejagung, bisa diuji di pengadilan.

Indonesia dan Papua Nugini (PNG) memang belum menjalin kerjasama ekstradisi buronan. Namun demikian masih ada jalur-jalur diplomatik yang bisa diupayakan untuk memulangkan Djoko Tjandra dari kini menjadi warga di negara itu.

Bulan suci Ramadan adalah bulan istimewa. Hari-hari di dalamnya hari-hari istimewa. Saat-saat di dalamnya, saat istimewa. Bulan dibukakannya segala pengampunan, pintu surga, dan ijabahnya doa-doa. Bulan ditebarkannya harapan bagi mereka yang berharap kepada-Nya.

A bocah berusia 14 tahun bisa melakukan pembunuhan sadis terhadap 2 orang dewasa. Menurut Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Prof. Adrianus Meliala, faktor yang menyebabkan seorang anak bisa melakukan pembunuhan karena memiliki kemampuan seperti orang dewasa tetapi pikirannya labil.

A, bocah 14 tahun yang membunuh Jordan (50) dan Edward (22) terancam hukuman berat. A merupakan pelaku utama yang menjadi eksekutor bersama kawannya yang masih buron, Deny (24). 

Bocah 14 tahun berinisial A nekat membunuh Jordan (50) dan Edward (22). Utang Rp 1 juta menjadi penyebab. A mengaku spontan saat dengan keji menghabisi nyawa ayah-anak itu. Bagaimana kronologinya?

Kejaksaan Agung sudah bertemu dengan Duta Besar Papua Nugini di Indonesia. Pertemuan itu membahas proses pemulangan buron Djoko Tjandra yang kabur dan menjadi warga negara Papua Nugini.

A (14) nekat melakukan pembunuhan bersama 4 rekannya karena utang piutang. Korban Jordan (50) dan Edward (22) merupakan ayah dan anak yang kerap memberikan pinjaman uang.  

Pengakuan penyesalan akhirnya keluar dari mulut bocah 14 tahun berinisial A. Dia mengaku khilaf sehingga nekat membunuh Jordan (50) dan Edwar (22) di rumahnya di Bojong Gede, Bogor. 

Polisi terus mengembangkan penyidikan atas tewasnya Edo dan ayahnya Yordan di Bojong Gede, Bogor. Motif aksi keji tersebut masih dicari. Namun sementara beberapa pihak menduga karena utang-piutang.