Pemeriksaan guru dan kepala sekolah JIS, Murphy dan Timmothy Carr, di Polda Metro Jaya, didampingi oleh seorang konsuler dari Kedubes AS, Thurmond H Burden. Burden ingin memastikan pemeriksaan dua warga AS itu berjalan sesuai prosedur.

Penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya kembali memeriksa Wali Kelas dan Kepsek Jakarta International School (JIS), Mr Murphy dan Timmothy Carr, terkait kasus kekerasan seksual.

Pihak kepolisian bersama korban mendatangi sekolah JIS Jumat malam. Dalam penggeledahan tersebut, polisi mengamankan kamera yang diduga alat perekam pelecehan seksual yang dilakukan guru-guru JIS. 

Pihak Jakarta Internasional School (JIS) melaporkan orang tua korban kekerasan seksual dengan dalih pencemaran nama baik. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun meminta bantuan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Tidak terima dengan laporan korban yang mengatakan empat guru terlibat, Pihak JIS melaporkan balik korban. Menanggapi hal tersebut, Pengacara korban, OC Kaligis tidak takut karena sudah mempunyai bukti kuat. 

Pengacara korban, OC Kaligis menilai pihak JIS saat ini sedang mengalami kepanikan. Pasalnya, jika keempat guru tersebut terbukti bersalah maka sekolah international tersebut akan runtuh. 

"Sesuai Pasal 10 UU Perlindungan Saksi dan Korban, saksi dan korban tidak bisa dituntut atas kesaksian yang diberikannya," jelas Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu dalam rilisnya, Minggu (15/6/2014).

Pihak Jakarta International School (JIS) merasa terganggu oleh penggeledahan yang dilakukan jajaran Polda Metro Jaya pada Jumat (13/6) malam. Menurut JIS, penggeledahan itu tidak diperlukan karena pihaknya akan terbuka.

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menggeledah Jakarta International School (JIS) pada Jumat (13/6) malam. Polisi menyita sejumlah barang bukti.

Orang tua korban dugaan pelecehan seksual di TK JIS melaporkan empat guru sekolah tersebut terkait dugaan tindakan kekerasan seksual. JIS membantah tudingan tersebut.