Bersama rekan Dhana, Salman Maghfiron yang juga bersaksi hari ini, Firman mengakui melakukan pemeriksaan khusus pada PT Kornet Trans Utama (KTU) hanya berdasar surat kaleng.

Cukup banyak penjual mi lezat yang kualitasnya perlu diacungi jempol. Salah satu kesukaan saya adalah Bakmi Toko Tiga. Favorit saya sebetulnya justru bukan mi, melainkan lumpia udangnya. Mak nyuss!

Selain atasan Dhana Widyatmika, Firman, jaksa dari Kejagung hari ini juga mendakwa Salman Maghfiroh sebagai pihak yang turut memeras wajib pajak dan melakukan tindakan yang merugikan negara Rp 1,2 milliar. 

Atasan Dhana Widyatmika di KPP Pratama Pancoran, Firman, hari ini menjalani sidang perdana di pengadilan negeri Tipikor. Firman didakwa telah melakukan pemerasan terhadap wajib pajak.

Lee Jung Ho, manager PT Kornet Trans Utama tak bisa memastikan kafe tempat bertemu dengan Dhana Widyatmika dan Salman di TIS Square. Benarkah ada pertemuan itu?

Direktur Utama PT Kornet Trans Utama (KTU) Le Jung Ho atau Leo menyebut pegawai pajak KPP Pancoran, Jaksel, Salman Maghfiroh, aktif menawarkan pengurangan pajak kurang bayar (SKPKB). Namun PT KTU harus membayar Rp 1 miliar.

Direktur PT Kornet Trans Utama (KTU) Rudi Agustiana Sitepu mengaku pernah dimintai uang oleh pegawai pajak KPP Pancoran terkait Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). Uang itu untuk meringankan beban pajak yang harus dibayarkan.

Tiga jadwal penerbangan di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng mengalami keterlambatan. Tidak tanggung-tanggung, ketiganya mengalami keterlambatan selama 5 jam.

Tim pemeriksa gabungan dibentuk menyelidiki Dhana Widyatmika yang menjadi koordinator pemeriksa pajak PT Kornet Trans Utama (KTU). Dhana dianggap bersalah karena menggunakan data eksternal yang tidak valid.

Seorang staf PT Kornet Trans Utama (KTU) Riana Juliarti menghadiri pertemuan KTU dengan Dhana dan tim pemeriksa dari KPP Pancoran di TIS Square. Namun dia kebingungan saat menjawab lokasi pertemuan, di Starbucks atau di Coffee Bean.