Perwira CIA Clyde McAvoy mengaku telah merekrut Adam Malik menjadi agen CIA. Pernyataan McAvoy itu tertulis dalam buku karya Tim Weiner, jurnalis The New York Times. Pengakuan ini dinilai ngawur.

JK tidak mempercayai Adam Malik seorang agen CIA. Pria berkumis tipis itu pun meminta, Tim Weiner, si penulis buku 'Legacy of Ashes The History of CIA' bertanggung jawab.

Bukan hanya keluarga besar Adam Malik yang tersinggung terhadap tulisan Tim Weiner dalam bukunya 'Legacy of Ashes The History of CIA'. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun tidak percaya dengan jurnalis The New York Times itu.

Buku 'Membongkar Kegagalan CIA' menjadi kontroversi, setelah menyebut mantan almarhum Adam Malik sebagai agen CIA. Namun, banyak buku sejarah dan politik tentang Indonesia hanya spekulasi dan dugaan saja.

Masyarakat Sumatera Utara (Sumut) menilai dugaan Adam Malik sebagai agen CIA dianggap sebagai isapan jempol yang terlalu mengada-ada. Jika tidak diklarifikasi, hal ini bisa membuat masyarakat Sumut kecewa.

Buku karya Tim Weiner yang menuliskan Adam Malik sebagai agen CIA dinilai tidak memiliki bukti-bukti faktual. Buku pembanding pun tidak diperlukan. Keluarga Adam Malik cukup memberikan klarifikasi.

Tudingan bahwa Adam Malik anggota CIA menggemparkan publik. Tudingan ini terdapat dalam buku berjudul 'Membongkar Kegagalan CIA'. Isu ini bukanlah isu baru, melainkan isu usang.

Lama tidak diperbincangkan, almarhum Adam Malik menjadi buah bibir. Wapres era Soeharto ini disebut-sebut karena wartawan The New York Times, Tim Weiner, menyebut Adam Malik sebagai agen CIA.

Tim Weiner, penulis buku "Legacy Of Ashes The History Of CIA" bukanlah penulis kacangan. Peraih Pulitzer Prize itu telah menulis tentang badan intelijen AS selama 20 tahun.

Kecewa, tersinggung, dan marah. Begitu kira-kira perasaan yang mewakili keluarga besar Adam Malik terkait buku karya Tim Weiner 'Legacy of Ashes The History of CIA'. Bagi mereka, harga diri mantan Wakil Presiden era Soeharto itu tidak mungkin bisa dibeli.