Facebook baru saja meluncurkan inisiatif menggunakan jaringan sosialnya untuk menghubungkan para pendonor organ dengan orang-orang yang membutuhkan transplantasi.

Sang adik perempuan memberikan 1 ginjal untuk kakak laki-lakinya. Tapi ketika ginjal si adik dimasukkan, ternyata tubuh kakaknya menolak. Daripada dibuang percuma, ginjal itu dikeluarkan lagi lalu diberikan ke orang lain. 

Teknologi kedokteran kini memungkinkan ginjal cangkokan didaur ulang dari satu pasien ke pasien yang lain.

Cangkok ginjal biasanya menggunakan organ segar yang baru saja diambil dari donornya. Namun untuk pertama kalinya, dokter bedah di Amerika Serikat sukses memasangkan ginjal cangkokan yang sudah pernah dipakai pasien lain sebelumnya.

Banyaknya penyakit yang menyebabkan gagal organ membuat permintaan untuk donor organ menumpuk. Daftar tunggu penerima organ pun semakin panjang. Akhirnya, tidak sedikit pasien yang harus menyerah di tengah jalan.

Di Indonesia, organ untuk donor diatur tegas dalam undang-undang. Transplantasi organ itu harus dalam rangka kemanusiaan dan bukan komersialisasi.

Sebagian besar organ dan jaringan tubuh manusia bisa didonasikan setelah si pendonor meninggal dunia. Namun ada beberapa organ dan jaringan yang dapat didonorkan pada saat donor masih hidup. Apa saja?

Sebagian besar organ untuk transplantasi berasal dari donor hidup. Alasannya, tidak gampang mengambil organ dari donor yang sudah meninggal karena jika sudah terlalu lama maka organnya rusak.

Mahasiswa kedokteran butuh mayat untuk mempelajari anatomi tubuh. Tapi mayat ini tidak diambil secara ilegal karena ada prosedur tersendiri yaitu jika tak ada keluarga yang mengambil mayat tersebut.

Jual beli organ manusia sepertinya bukan barang yang langka, sebab banyak iklan di media maupun internet yang menawarkan hal itu. Namun karena transaksi seperti ini dilarang di negara manapun juga, lantas ke mana orang-orang Indonesia menjual organnya?