Sempat mengalami kendala, akhirnya Kejaksaan berhasil mengeksekusi mantan Kabareskrim, Susno Duadji. Komisi Kejaksaan menunggu aksi kejaksaan untuk segera memproses eksekusi-eksekusi terpidana lainnya yang sempat tertunda.

Tim Jaksa eksekutor terus mencari Susno Duadji. Tapi di mana Susno berada masih menjadi misteri. Komisi Kejaksaan (Komjak) mengaku mendapat angin segar tentang keberadaan mantan kabareskrim ini. 

Drama eksekusi Susno Duadji terus berlanjut, hingga kini keberadaan Susno tak diketahui rimbanya. Komisi Kejaksaan (Komjak) mengatakan Susno tak punya alasan untuk mengelak dari eksekusi. 

JPU dalam perkara bioremediasi Chevron menuntut Herlan dan Ricksy dengan hukuman 15 tahun dan 12 tahun penjara. Kedua terdakwa dinilai JPU telah merugikan negara senilai US$ 6,9 juta.

"Komjak mendesak agar Kejagung melakukan eksekusi secepatnya. Bukan hitungan hari lagi, tapi hitungan dari detik ke detik," kata Komisioner Komjak, Kamilov Sagala.

Kejaksaan gagal mengeksekusi mantan Kabareskrim Susno Duadji. Komisi Kejaksaan (Komjak) pun meminta Kejaksaan Agung untuk segera melakukan eksekusi dalam rangka penegakkan hukum.

Proses eksekusi Susno Duadji dianggap berjalan lambat. Rupanya keterlambatan ini telah menjadi pantauan Komisi Kejaksaan (Komjak).

Alumni ITB angkatan 1994 mendatangi kantor Komisi Kejaksaan (Komjak). Mereka meminta Komjak menindaklanjuti laporan dugaan penyimpangan yang dilakukan jaksa dalam kasus korupsi proyek bioremediasi PT Chevron Pacific Indonesia.

Kejagung menanggapi dingin pelaporan yang dilakukan oleh kuasa hukum PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) terhadap para penyidik yang menangani kasus dugaan korupsi proyek bioremediasi.

Kuasa hukum PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Maqdir Ismail, melaporkan para jaksa yang menangani kasus dugaan korupsi pada proyek bioremediasi yang melibatkan para pegawai Chevron. Maqdir menyatakan ada kejanggalan yang dilakukan jaksa.