Sebanyak 20,5 persen dari total proyek wisma atlet senilai Rp 191,6 miliar tidak digunakan untuk keperluan pembangunan infrastruktur. Jumlah itu mengalir ke para pejabat di Kemenpora dan daerah sebagai pelicin pemenangan tender oleh PT DGI.

PT DGI benar-benar melakukan segala cara untuk memenangkan proyek suap wisma atlet. Dari Gubernur Sumsel Alex Nurdin hingga para anggota panitia lelang diduga mendapat guyuran uang dari perusahaan ini.

Dalam pembangunan kasus suap wisma atlet, Muhammad Nazaruddin dijatah Rp 24,908 miliar. Dari nominal tersebut, jaksa penuntut umum dari KPK menyebut jumlah yang sudah diterima oleh mantan Bendahara Umum Demokrat itu senilai Rp 4,3 miliar.

Direktur Marketing PT Duta Graha Indah Mohammad El Idris akan menjadi terdakwa pertama dalam kasus yang menyeret mantan Bendahara Umum Demokrat Muhammad Nazaruddin ini.

PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) membagikan dividen Rp 2,75 per saham atau sekitar Rp 15,18 miliar. Dividen setara dengan 21,5% dari total laba tahun buku 2010, Rp 70,54 miliar.

Pada adik iparnya, Aa Gym mengatakan bahwa Teh Ninih dianggap tak setulus hati mengasuh anak-anaknya. Enam dari tujuh anak Aa Gym dari Teh Ninih, semua tinggal dengan ibunya.

Dua tahun lebih Aa Gym dan Teh Ninih berselisih paham dalam rumah tangga. Perbedaan prinsip dalam dakwah, mengurus anak dan juga kekecewaan akibat poligami menjadi alasan perselisihan.

Sidang permohonan talak cerai yang diajukan Aa Gym pada Teh Ninih segera berakhir. Tanggal 21 Juni mendatang, majelis hakim akan membacakan putusan atas permohonan dai kondang itu.

Sekretaris Aa Gym dan adik kandung Teh Ninih hadir dalam sidang cerai di Pengadilan Agama Bandung, Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung. Keduanya dimintai kesaksian terkait hubungan Aa Gym dan Teh Ninih yang di ambang perceraian.

KPK kembali menunggu kedatangan mantan Bendahara Umum PD M Nazaruddin. Kali ini Nazaruddin dipanggil untuk diperiksa dalam kasus dugaan suap proyek Wisma Atlet di Kemenpora. Apakah Nazaruddin akan datang?