Meninggalnya 3 teknisi penjamin garansi tidak membuat perakitan pesawat jet tempur Sukhoi terganggu. Bahkan dijadwalkan esok (17/9/2010) pesawat tempur pabrikan Rusia tersebut akan menjalani tes terbang

Tiga orang teknisi pesawat Sukhoi asal Rusia meninggal karena menenggak campuran spiritus dan alkohol. Ketiganya dianggap menyalahi aturan perjanjian jual-beli pesawat antara Indonesia dan Rusia.

Tiga orang teknisi pesawat Sukhoi asal Rusia yang tewas karena menenggak campuran spiritus dan alkohol menimbulkan kekhawatiran terhadap hasil rakitannya. Diperlukan adanya jaminan dari pihak perusahaan Sukhoi untuk tidak lagi mengirimkan orang-orang seperti itu.

Mabes Polri memastikan 3 teknisi Sukhoi yang tewas karena keracunan methanol atau spiritus tidak keluar Lanud Hassanudin. Diduga campuran spiritus yang diminum berasal dari pembersih kaca pesawat.

Tiga teknisi Sukhoi asal Rusia tewas akibat meminum campuran spiritus dengan alkohol. Diduga, minuman keras yang biasa dikonsumsi sudah tidak memiliki efek lagi sehingga perlu dicampur dengan zat lain.

3 Teknisi Sukhoi asal Rusia tewas karena keracunan methanol alias spiritus. Diduga ketiganya meminum campuran spiritus dengan alkohol. Padahal spiritus adalah cairan beracun yang sangat mematikan.

Menhan Purnomo Yusgiantoro diminta Dubes Rusia agar tak membicarakan penyebab kematian 3 teknisi pesawat Sukhoi sebelum hasil otopsi keluar. Menhan, KSAU, dan Panglima TNI pun sepakat atas permintaan Dubes Rusia tersebut.

Kementerian Pertahanan tetap mendesak agar tim perakit Sukhoi dari Rusia menyelesaikan perakitan 2 Sukhoi jenis SU 27 SKM tepat waktu. Sebelum pesawat tersebut laik terbang dan diserahkan pada Kemhan, maka masih menjadi tanggung jawab pihak pabrikan.

Kasus kematian tiga warga negara Rusia perakit pesawat Sukhoi belum terjawab. Beberapa bagian organ tubuh dari korban akan segera diteliti di Puslabfor Mabes Polri di Jakarta.

Kasus kematian 3 perakit pesawat Sukhoi asal Rusia di Makassar masih dalam penyelidikan kepolisian. Hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah ketiga korban.