Intsitut Teknologi Bandung (ITB) meminta oknum mahasiswa yang menggantung kepala babi di sekitar area kampus untuk minta maaf pada pihak kampus. Selain itu ia pun diminta membuat kronologi kejadian tersebut.

Penggantung atau pemasang kepala babi yakni RW mengaku tidak berniat menciptakan teror kepada civitas ITB dengan tingkahnya tersebut. Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB ini mengaku motifnya hanya iseng.

Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB berinisial RW mengakui sebagai penggantung kepala babi. Ternyata ia telat menancapkan kepala babi pada Jumat (11/2/2011), pada pukul 23.30 WIB.

Siapa pemasang atau penggantung kepala babi di sekitar kampus ITB akhirnya terungkap. Ia berinisial RW yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB.

Polisi terus menyelidiki aksi yang menghebohkan di kampus ITB. Hasil dari pemeriksaan 13 saksi, sementara ini belum ada kaitannya antara pemasangan kepala babi dan aksi pembakaran sejumlah fasilitas kampus.

Sebanyak 8 mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB sudah menjalani pemeriksaan di Mapolrestabes Bandung. Mereka dimintai keterangan terkait pemasangan kepala babi dan kasus pembakaran di lingkungan kampus ITB.

Pasca aksi teror di lingkungan kampus ITB, mahasiswa dilarang berada di kampus di atas pukul 23.00 WIB, kecuali untuk penelitian. Pihak keamanan pun melakukan operasi khusus setiap malam.

Ketua Umum Ikatan Alumni ITB Hatta Rajasa mengaku tidak tahu-menahu soal peneroran kampusnya beberapa waktu lalu. Dia berharap persoalan itu segera selesai.

Ketua Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Hatta Rajasa belum mengetahui teror kebakaran dan kepala babi yang terjadi di kampus ITB. Namun dia sudah diminta berbicara oleh perwakilan mahasiswa dengan rektor mengenai biaya kuliah.

ITB memastikan penggantungan kepala babi dan aksi pembakaran tak berhubungan. Hingga kini pelaku pembakaran belum diketahui.  Dalam 2x24 jam, terjadi lima kali aksi pembakaran. Misterius!