Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam waktu dekat segera membahas nasib pemegang saham public PT Bank Century Tbk.

Sejak diambil alih oleh LPS, Bank Century pusat belum dapat memberikan kurs acuan ke kantor-kantor cabang. Seluruh tabungan dan deposito denominasi asing tidak dapat dikonversi ke rupiah.

Pengambilalihan Bank Century oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dinilai sebagai keputusan yang kurang tepat. Pemerintah seharusnya lebih fokus dalam menyelamatkan sektor riil.

Hingga sepekan setelah diambil alih oleh LPS, nasabah PT Bank Century Tbk masih kesulitan mencairkan deposito. Yang bisa adalah mengalihkan deposito ke tabungan.

Pemerintah melalui LPS untuk sementara mengambil alih saham publik di Bank Century. Pengambilalihan untuk sementara itu dilakukan guna mencegah terjadinya mutasi-mutasi.

Mabes Polri telah menahan Robert Tantular, salah satu pemegang saham pengendali Bank Century. Polri selanjutnya akan memeriksa Bank Indonesia sebagai saksi untuk kasus ini.

Bank Century akan melakukan uji tuntas atau due dilligence seluruh aset yang dimilikinya untuk mencari aset-aset yang tidak jelas.

LPS menyiapkan dana sekitar Rp 2 triliun bagi PT Bank Century Tbk, untuk membantu likuiditas Bank yang baru saja diambil alih itu. Dana tersebut berarti separuh dari modal LPS.

Bank Indonesia dituntut untuk transparan dalam menginformasikan kondisi dan situasi perbankan di Indonesia, agar jangan menimbulkan ketidakpastian, kekhawatiran dan ketidakpercayaan di masyarakat mengenai perbankan di dalam negeri.

Nasabah PT Bank Century Tbk mengeluhkan karena belum bisa bebas menarik dananya di bank yang baru saja diambil alih pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan itu.