Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menolak permohonan penangguhan penahanan istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni. Neneng tetap menjadi penghuni rutan KPK.

Eksepsi istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni ditolak jaksa penuntut umum KPK. Jaksa meminta majelis hakim tetap melanjutkan pemeriksaan pokok perkara.

AKBP Teddy Rusmawan merupakan salah satu tersangka kasus Simulator yang dilakukan Mabes Polri. Kini ketika kasus itu dilimpahkan sepenuhnya ke KPK, Teddy berharap tidak dijerat sebagai tersangka.

Bendahara Korlantas, Kompol Legimo diperiksa terkait proses pencairan dan pembayaran dalam proyek simulator SIM. KPK sama sekali tidak menyentuh Legimo soal dugaan pemalsuan tanda tangan.

Kuasa hukum Neneng Sri Wahyuni, Elza Syarief, mengajukan permohonan penahanan kota kepada majelis hakim tipikor untuk kliennya. Elza beralasan karena kondisi Neneng saat ini sedang sakit dan memiliki tiga anak balita. 

Istri Muhammad Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, didakwa atas tindak pidana korupsi terkait proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Usai menjalani sidang, Neneng tak mau berkomentar dan bergegas menuju mobil tahanannya.

Meski bukan perusahaan besar Duta Sari Citralaras menyita perhatian dalam audit BPK tentang proyek Hambalang. Perusahaan ini menerima uang muka sebesar Rp 63 milliar.

Audit BPK menyebutkan Menpora Andi Mallarangeng dan Menkeu Agus Marto diduga terlibat dalam penyalahgunaan proyek Hambalang. M Nazaruddin meminta KPK mengusut peran Andi.

Audit investigatif Hambalang digelar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Audit dilakukan atas permintaan DPR. Alasan dugaan adanya penyimpangan dalam proyek senilai Rp 2,5 triliun jadi alasan. 

Konstruksi hukum dalam berkas simulator SIM di KPK dan Polri bertolak belakang. KPK menduga Irjen Djoko Susilo sebagai tersangka utama, sedangkan penyidikan Mabes Polri justru menyebut sebaliknya.