Cyber bullying tengah menjadi perhatian serius di Amerika Serikat. Itu sebabnya, Presiden AS Barack Obama merasa perlu berbicara soal ini ke publik. 

Facebook memblokir sebuah halaman di websitenya. Mereka menerima komplain dari sebuah sekolah bahwa halaman di Facebook tersebut jadi sarana untuk melecehkan para siswa perempuan.

Pemanfaatan situs jejaring sosial dioptimalkan betul oleh kepolisian. Lantaran tidak bisa dihubungi via telepon maupun surat, mereka pun sampai menggunakan Facebook untuk 'menyentil' pelaku kasus cyber bullying.

Para orangtua diwanti-wanti untuk lebih memperhatikan kebiasaan berinternet buah hatinya. Sebab, anak-anak merupakan pengguna internet yang paling rentan mengalami tindak kekerasan di dunia maya (cyber bullying).

Sebuah studi menemukan bahwa kekerasan di dunia maya atau cyber bullying lebih menyakitkan daripada pukulan maupun ejekan. Kenapa?

Perkembangan konten negatif di internet masih tak terbendung. Ironisnya, anak-anak justru kian 'familiar' dengan konten yang memuat gambar porno, predator online dan cyber bullying tersebut. Apa yang harus dilakukan orangtua?

Teknologi telepon genggam tak lagi mengenal perbedaan usia, jenis kelamin bahkan profesi seseorang. Namun perubahan ini perlu diwaspadai, sebab dapat meningkatkan cyber bullying pada remaja.

Wahai para orangtua, bangun dan sadarlah, bahwa mengasuh anak saat ini tak hanya di dunia fisik. Orangtua juga harus mampu membekali anaknya untuk melakukan kegiatan di internet secara aman.

Aksi cyber bullying semakin marak. Bukan hanya remaja yang menjadi korban, tapi juga guru. Yang mencengangkan, aksi bullying terhadap guru ini dilakukan para siswa. Duh!

Anak-anak dan remaja rentan menjadi korban kejahatan cyber. Tapi kini justru pihak kepolisian merekrut para remaja untuk memerangi kejahatan dunia maya. Apa alasannya?