Jubir Partai Demokrat Ruhut Sitompul berpendapat, bakal capres PD Ani Yudhoyono kurang pas disandingkan dengan Ketum PAN Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014. Bagi Ruhut, Ketum Golkar Aburizal Bakrie lebih pas mendampingi Ani Yudhoyono.

Sepanjang tahun 2010, suhu perpolitikan di Indonesia cukup panas. Hal tersebut semakin menarik mana kala para politisi nyentrik pun ikut berseliweran membuat opini yang kadang bertentangan dengan arus publik.

Jubir PD Ruhut Sitompul mengkritik jejak rekam Ketum Golkar Aburizal Bakrie yang kurang baik di mata masyarakat akan menyulitkan langkah Golkar membawa Ical memenangkan Pilpres 2014.

Partai Amanat Nasional (PAN) belum menanggapi secara serius rencana Partai Demokrat (PD) mengusung isteri Presiden SBY, Ani Yudhoyono, menjadi capres dalam pemilu 2014.

Partai Demokrat (PD) disebut-sebut akan meminang Puan Maharani sebagai pendamping Ani Yudhoyono di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Namun PDIP tidak ingin mengajukan calon untuk duduk di kursi RI2.

Wacana mencapreskan ibu negara, Ani Yudhoyono dinilai hanya lucu-lucuan politik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), diyakini tak mungkin mendukung pencalonan itu.

Pernyataan anggota Partai Demokrat (PD), Ruhut Sitompul untuk mengajukan Ani Yudhoyono sebagai calon presiden 2014 dinilai sebagai bentuk monarki baru.

Partai Demokrat disebut-sebut melirik Puan Maharani untuk mendampingi Ani Yudhoyono dalam pertarungan Pilpres 2014. Jika rencana ini terealisasi, dinilai sama saja kehancuran bagi bangsa Indonesia.

PDIP akan mengajak PD untuk membicarakan capres dan cawapres yang akan diajukan bersama dalam pemilu 2014. Wacana ini dinilai sebagai strategi cerdas PDIP untuk mengincar simpati pemilih pengambang.

PDIP menyambut keinginan PD meminang kadernya untuk menjadi Cawapres mendampingi calon capres terkuat PD, Ani Yudhoyono. PDIP pun akan mengajukan cawapres dari kalangan muda untuk mendampingi istri Presiden SBY tersebut.