Ribuan pengungsi Rohingya untuk sementara ditampung di Indonesia dan Malaysia sampai dipulangkan atau ditempatkan di negara ketiga dalam waktu satu tahun. Sementara AS akan meminta Myanmar bertanggung jawab penuh atas Rohingya. 

Permasalahan pengungsi Rohingya yang mendarat di Indonesia, Malaysia dan Thailand juga menjadi perhatian negara adidaya Amerika Serikat(AS). AS memuji Indonesia karena sudah bermurah hati menampung pengungsi Rohingya.

TNI menghalau para pengungsi etnis Rohingya yang berlayar mendekati perairan Indonesia. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan bila Rohingya tidak dihalangi masuk ke Indonesia, maka bisa ada potensi masalah sosial yang bisa timbul.

Indonesia dan Malaysia berjanji akan memberikan tempat penampungan sementara bagi ribuan migran Rohingya dan Bangladesh yang masih terombang-ambing di lautan. Hal ini disambut oleh badan pengungsi PBB, UNHCR.

Wakil Menteri Luar Amerika Serikat (AS) Antony J Blinken berkunjung ke Indonesia. Blinken sempat mengunjungi pesantren dan hendak membahas rencana kunjungan kerja Presiden Jokowi ke negara Paman Sam itu.

Pada masa akhir 1970-an, gelombang pengungsi Vietnam mendatangi Indonesia akibat dari Perang Vietnam. Saat itu, Indonesia menempatkan pengungsi Vietnam di satu pulau sendiri, Pulau Galang. Kini, mengapa Indonesia tak perlakukan hal yang sama pada pengungsi Rohingya?

Para pengungsi Rohingya di Kuala Langsa, Aceh, terlihat gembira. Untuk sementara, anak-anak yang lari dari negaranya karena konflik tersebut bisa melupakan kesedihannya saat mengikuti lomba makan kerupuk.

Salah satu pertimbangan untuk menampung ribuan pengungsi Rohingya dan Bangladesh adalah soal dana. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan Indonesia memiliki anggaran untuk kemanusiaan.

Kepolisian Sumut membantu proses evakuasi pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di tengah laut. Kapolda Sumut Irjen Eko Hadi Sutedjo mengatakan para pengungsi harus ditolong karena alasan kemanusiaan.

Pemerintah Malaysia dan Indonesia sepakat untuk memberikan tempat penampungan sementara bagi ribuan 'manusia perahu' asal Myanmar dan Bangladesh, yang masih terombang-ambing di lautan.