Simulasi penanganan Ebola yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memperagakan penanganan pasien Ebola mulai dari datang ke Bandara hingga dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso.

Heboh soal Ebola di Indonesia masih belum berakhir. Meski Menkes sudah menyatakan bahwa kedua suspek Ebola di Madiun dan Kediri negatif, masih banyak masyarakat yang merasa resah dengan ancaman penyakit yang sudah membunuh ribuan orang di Afrika tersebut.

Menkes Prof Nila F Moeloek SpM(K) melakukan kunjungan ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta. Usai kunjungan, Menkes mengaku puas atas sistem pencegahan penyakit di Bandara.

Di hari kerjanya sebagai Menteri Kesehatan, Prof Nila Moeloek, SpM(K) melakukan dua kegiatan penting. Diawali dengan peluncuran Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek, SpM(K) melakukan kunjungan ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno Hatta. Dalam kunjungan tersebut, Menkes diperlihatkan langkah-langkah penanganan penumpang dari luar negeri yang dicurigai membawa virus penyakit berbahaya.

Heboh soal pasien suspek Ebola di Kediri dan Madiun membuat Kementerian Kesehatan melakukan pengecekan soal antisipasi masuknya virus berbahaya tersebut ke Indonesia. Untuk itu, Menteri Kesehatan, Prof Nila Moeloek, SpM(K) direnca‎nakan mengunjungi terminal 2 dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta.

Bandara Internasional Juanda menyiapkan Thermal Scanner untuk mendeteksi suhu badan penumpang yang baru pulang dari luar negeri. Langkah ini dilakukan untuk mendeteksi penumpang yang terjangkit virus ebola.

Data yang dimiliki Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa 18 persen jemaah haji asal Indonesia meninggal karena penyakit pernapasan. Akan tetapi pemerintah memastikan bahwa penyakit pernapasan yang dimaksudkan bukanlah penyakit berbahaya

Menanggapi ancaman penyakit Middle East Respiratory Syndrom (MERS) atau sindrom pernafasan timur tengah, Indonesia diharapkan bersiaga menghadapi pandemi penyakit menular.

Sekitar tahun 2003, dunia digemparkan dengan munculnya virus mematikan yang menyebabkan sindrom pernapasan akut atau SARS. Berselang sekitar 10 tahun, kini muncul virus serupa bernama MERS CoV.