Satu per satu koruptor dijebloskan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke jeruji besi. Beberapa tersangka korupsi bahkan memiliki hubungan sedarah, seperti 3 keluarga ini:

Adrian Kiki Ariawan, tersangka kasus aliran dana BLBI sudah diputus oleh Pengadilan Tinggi Australia untuk diekstradisi ke Indonesia. Lalu bagaimana dengan buronan BLBI yang lainnya seperti Eko Edi Putranto yang diketahui juga berada di Australia?

Buron BLBI Adrian Kiki yang sembunyi di Australia akhirnya bisa diekstradisi. Gugatan pemerintah Indonesia melalui Kemenkum HAM ke Pengadilan Australia dikabulkan.  

Jelang akhir tahun 2013, masih ada saja noda noda hitam dalam pemberantasan korupsi. ICW dan YLBHI menyebut 12 masalah yang masih menjadi momok antikorupsi. Mulai dari penangkapan Ketua MK, Akil Mochtar sampai 40 koruptor yang buron.

Tiga dokter RS Prof Kandou Malalayang divonis penjara 10 bulan karena malpraktik. Hakim agung Artidjo Alkostar dkk menyatakan ketiganya bersalah karena kealpaan mengakibatkan orang meninggal dunia. Tapi dukungan terus mengalir terhadap 3 dokter itu.

MA mengabulkan PK Sudjiono Timan dan lepas dari semua jerat hukum. Timan merupakan koruptor Rp 1,2 triliun. Mengapa MA mengabulkan meski Timan buron?

MA melepaskan koruptor BLBI Rp 1,2 triliun Sudjiono Timan yang hingga kini masih buron. Untuk mengungkapnya aroma tidak sedap di baliknya, KY terus memeriksa hakim agung dan para pihak terkait.

Fanny Barki, istri koruptor Rp 1,2 triliun Sudjiono Timan seharusnya datang ke Komisi Yudisial (KY) untuk diperiksa hari ini. Namun yang bersangkutan tak hadir tanpa alasan yang jelas.

KY menyatakan ada dugaan suap di balik lepasnya koruptor Rp 1,2 triliun Sudjiono Timan. KY diminta melaporkan hal itu ke KPK untuk membuktikan dugaan tersebut.

Lepasnya koruptor Rp 1, 2 triliun Sudjiono Timan membuat MA dinilai pantas mendapatkan rapor merah. Sebab Timan yang masih buron bisa mengajukan PK melalui istrinya dan dikabulkan.