Aksi geng motor yang diiringi dengan tindak kekerasan merajalela di kawasan Jakarta dalam beberapa minggu terakhir. Aksi main hakim sendiri ini dinilai tak lepas dari lambannya kinerja kepolisian.

Dua anggota TNI AL yang diduga tergabung dalam geng motor yang melakukan aksi anarkis ditembak oleh pelaku misterius. Keterlibatan keduanya saat ini masih diselidiki.

Tiga orang meregang nyawa akibat ulah geng motor yang diduga kuat melibatkan aparat TNI AL. Jika memang hal itu terbukti, pihak Polda Metro Jaya siap melimpahkan anggota TNI yang terlibat ke Polisi Militer (POM).

Ulah brutal sejumlah geng motor akhir-akhir ini bukan saja meresahkan masyarakat. Tindakan mereka yang kerap menebar ketakutan juga mengganggu kenyamanan dan keberadaan sejumlah klub pecinta sepeda motor (bikers club) resmi. 

Sebelum Jakarta, aksi geng motor sudah membuat resah warga Bandung. Namun latar belakang geng motor di dua kota besar tersebut berbeda meski keduanya sama-sama kerap berbuat onar dan meresahkan warga masyarakat.

Ditengarai setiap tahun 60 orang tewas akibat ulah geng motor di Jakarta. Polisi pun didorong untuk sigap dalam menindak memberantas geng motor yang meresahkan tersebut.

Kriminolog Unpad menduga ada upaya untuk membenturkan Polri dan TNI melalui peristiwa Salemba. Pasalnya kelompok orang yang berbuat onar bukan geng motor seperti biasanya.

Anggota Komisi I DPR dari Gerindra Ahmad Muzani meminta aparat TNI tidak brutal menghadapi geng motor yang brutal. Karena penanganan kasus seperti itu menjadi wewenang polisi.

Polisi masih belum mengetahui identitas pengemudi Toyota Yaris putih yang melepaskan tembakan ke 2 anggota TNI. Siapa mereka dan jenis senjata yang dia tembakkan belum diketahui. Polisi berharap bisa mendapatkan anak peluru.

Siapa pengendara Toyota Yaris putih yang menembak 2 anggota TNI di kawasan Pramuka pada Jumat dini hari lalu belum terindetifikasi. Polisi pun mengamini pengemudi yang dengan pistolnya melukai 2 anggota TNI itu misterius.