Membaiknya bursa-bursa regional turut membuat Bursa Indonesia bersemangat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan kembali memetik kenaikan hingga 50 poin.

Di saat bursa-bursa regional sudah pulih dan menggapai rebound, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terpuruk. Namun IHSG masih bisa selamat bertahan di level 2.300.

Di saat sebagian bursa regional mulai pulih, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan yang cukup besar. Nilai tukar rupiah juga masih loyo di level 10.000 per dolar AS.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena virus rebound dari bursa-bursa regional. Saham-saham pertambangan memberikan kontribusi besar bagi penguatan IHSG pada sesi pertama ini.

Seluruh saham-saham Bakrie 7 kembali masuk dalam daftar 45 saham terlikuid versi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikenal dengan istilah LQ45.

IHSG mengukir level tertingginya sejak 4 Juli 2009. Perdagangan saham di penghujung Juli ini sangat semarak dengan nilai transaksi hampir Rp 10 triliun.

Unilever membukukan pertumbuhan laba tipis sebesar 9,28% pada semester I-2009 menjadi Rp 1,495 triliun, dari semester I-2008 yang sebesar Rp 1,368 triliun.

Perburuan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menghantarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) hingga menguat tajam ke 2.237. BUMI menyumbang 22% dari seluruh transaksi perdagangan.

IHSG dan nilai tukar rupiah terus bergerak menguat. Hal itu dipicu oleh aliran modal yang tetap kuat didukung oleh sentimen positif, meski sempat ternoda oleh ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada Jumat, 17 Juli lalu.

Perdagangan saham di lantai Bursa Efek Indonesia sepertinya tidak terkena pengaruh oleh aksi pengeboman di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. IHSG makin perkasa dengan nilai transaksi yang cukup besar.