Situasi di Libya kian tak terkendali. Para demonstran menyerbu dan membakar kantor pusat stasiun televisi pemerintah di Tripoli, ibukota Libya.

Pemerintah AS mendesak pemerintah Libya untuk menghentikan kekerasan terhadap demonstran. Bahkan AS mengancam akan mengambil tindakan semestinya.

Tidak dapat dipungkiri hingga kini masih banyak masyarakat yang belum begitu familiar dengan persoalan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau dalam bahasa internasional resminya dikenal dengan Intellectual Property Rights (IPR).

Informasi lebih lengkap mengenai jumlah demonstran tewas di Benghazi, Libia, muncul. Dokter mengatakan lebih dari 200 tewas.

Paling tidak 104 orang tewas di Libia sejak aksi protes antipemerintah pecah Rabu lalu, kata organisasi Human Rights Watch.

Pasukan keamanan Libya telah menewaskan setidaknya 84 orang selama tiga hari aksi demo antipemerintah di negeri itu. Demikian data menurut organisasi HAM, Human Rights Watch.

Korban tewas di Libia akibat bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat telah melonjak menjadi 84 orang.

Para saksi mata di kota Benghazi, Libia, mengatakan setidaknya ratusan orang berkumpul dalam protes antipemerintah.

Seiring meningkatnya penggunaan Facebook dan Twitter oleh warga Libya yang terilhami Mesir, pemerintah negeri Muammar Khadafi itu pun melakukan hal yang sama, yakni memblokir situs-situs social media.

Pegiat Cina Chen Guangcheng dan istrinya dilaporkan dipukuli setelah rekaman video penahanan di rumahnya disiarkan.