Bila Amerika Serikat punya Silicon Valley di California, maka China punya kota yang hampir mirip di Shenzhen. Kota ini menjadi begitu penting bagi pertumbuhan ekonomi China yang melesat.

Persaingan yang semakin panas antara Samsung dan Apple membuat ada pihak yang meraup untung dari persaingan ini tanpa diketahui banyak orang.

Apple dan Samsung diketahui selalu berkutat memperebutkan posisi puncak sebagai produsen smartphone dunia. Namun untuk posisi tiga diam-diam telah mulai diincar oleh LG.

Di Indonesia, smartphone buatan China seperti Huawei agaknya masih dipandang sebelah mata. Apalagi bila berbicara di segmen high end, mungkin masih banyak yang meragukan kemampuannya.

Huawei berambisi ingin mengalahkan Samsung dan Apple di kancah smartphone. Bukan hal yang mustahil, mengingat vendor asal China ini telah menyiapkan startegi.

Nama Huawei memang tak sementereng Nokia dan Samsung di jagat ponsel, khususnya smartphone. Namun kondisi tersebut tak labtas lantas membuat produsen asal China itu minder.

Di negeri Bollywood ini, Apple dan Samsung kewalahan melawan beberapa ponsel merek lokal. Anda barangkali tak asing dengan ponsel-ponsel Cina seperti Huawei, ZTE dan Lenovo, tapi pernahkah mendengar merek Micromax, Karbonn, Lava, Celkon dan Spice? Nama terakhir barangkali lumayan akrab di Indonesia setelah perusahaan India itu, Spice Mobile, mengambilalih Nexian beberapa waktu lalu. Beberapa merek itu seperti Micromax juga sudah masuk pasar Indonesia.

Samsung meluncurkan ponsel pintar terbesar mereka, Galaxy Mega, dengan layar berukuran 16 cm. Produsen ponsel lain yang memasarkan layar lebar adalah Huawei dan Pantech.

Meski belum sepopuler Apple atau Samsung, ternyata tidak menghentikan langkah Huawei untuk menelurkan produk jagoan penantang ponsel-ponsel kelas atas.

HTC sudah meluncurkan HTC One, Sony sudah memasarkan Sony Xperia Z, Huawei memamerkan Huawei Ascend P2. Jika Samsung hendak mempertahankan supremasinya, 'jeroan' Galaxy S4 tentu tak boleh kalah dari ketiga ponsel tersebut.