Aksi jual masif yang dilakukan investor asing membuat IHSG merosot dalam beberapa perdagangan terakhir. Ini justru menjadi kesempatan bagi investor domestik mengkoleksi saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus merosot tajam belakangan ini. Dirut BEI meminta investor tak perlu panik.

Bank Indonesia kemarin menggelontorkan dana besar untuk mengintervensi pasar agar nilai rupiah tidak jatuh, supaya tidak lagi menyentuh 10 ribu per dolar Amerika Serikat seperti sehari sebelumnya. Presiden dilaporkan memantau terus pergerakan rupiah, yang dalam sebulan terakhir terpuruk dari 9.700-an untuk tiap dolar AS hingga awal pekan ini mencapai 10.087 per dolar AS.

Bank Indonesia (BI) menggelontorkan dana besar-besaran untuk intervensi nilai tukar sehingga menjadi stabil. Dolar AS ditahan di Rp 9.80/US$.

Menteri Keuangan Chatib Basri menilai jatuhnya nilai tukar rupiah yang hampir mencapai Rp 10.000/US$ dan IHSG yang terus turun merupakan suatu hal yang biasa.

Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali stabil.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kami perkirakan akan bergerak bearish (turun), dengan support dan resistance masing-masing di 4,908 dan 5,078.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melorot 18 poin. Rabu (5/6/2013) IHSG berada di level 5.002,742 atau turun 0,38%.

Hari ini, IHSG masih akan bergerak volatile, bisa menguat namun terbatas. Apalagi semalam indeks perdagangan Wall Street berakhir negatif.

Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 1,6 miliar per April 2013 yang dipicu oleh defisit perdagangan migas sebesar US$ 1,2 miliar dan non-migas sebesar US$ 407,4 juta.