Timur Pradopo hanya menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya selama 4 bulan. Selama masa jabatannya itu, Timur mengklaim kondisi Jakarta kondusif dan terkendali.

Suara miring untuk mempersulit pencalonan Komjen Pol Timur Pradopo sebagai calon tunggal Kapolri mulai terdengar. Pihak yang menolak tersebut dinilai punya agenda terselubung.

Dalam waktu dekat Komjen Pol Timur Pradopo akan menjalani fit and proper test di DPR. Namun, Timur belum punya persiapan khusus soal agenda itu. Dia masih fokus pada kerja di Kabaharkam.

Anggota Komisi III Gayus Lumbuun mempersoalkan sikap pimpinan DPR yang mengundang calon Kapolri Komjen Pol Timur Pradopo di gedung DPR. Mengundang calon Kapolri seperti itu dinilai tidak wajar.

Komjen Pol Timur Pradopo tak menampik kabar dia dekat dengan FPI. Sebagai polisi yang berfungsi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, tentu dia harus dekat dengan semua kelompok.

Front Pembela Islam (FPI) tidak menampik adanya hubungan komunikasi yang baik antara pihaknya dengan Komjen Timur Pradopo. FPI melihat sosok Timur memang dekat dengan semua elemen masyarakat.

Calon Kapolri Komjen Pol Timur Pradopo menemui pimpinan DPR. Topik yang dibahas mengenai proses fit and proper test. Timur membantah adanya deal politik di balik pertemuan ini.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta menjelaskan alasannya mengajukan Komjen Timur Pradopo sebagai calon Kapolri. Presiden juga harus menjelaskan kenaikan pangkat mendadak Timur dari Inspektur Jenderal ke Komisaris Jenderal.

Komjen Pol Timur Pradopo memenuhi undangan pimpinan DPR. Pertemuan berlangsung tertutup di ruang Ketua DPR, Marzuki Alie, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (6/10/2010), pukul 09.30 WIB.

Komjen Timur Pradopo dikait-kaitan dengan meletusnya peristiwa Trisakti dan Semanggi. Namun demikian, mantan aktivis mahasiswa 1998, Desmon J Mahesa, menilai sosok Timur tidak menonjol saat kerusuhan terjadi.