Pertamina memastikan stok dan pasokan BBM dan elpiji di wilayah Jakarta dan sekitarnya aman, meski beberapa titik di wilayah Jakarta mengalami banjir.

Hiruk pikuk kenaikan harga gas LPG ukuran 12 kg produksi PT Pertamina segera mengisi kolom berbagai media di awal tahun 2014. Protes berdatangan dari berbagai penjuru Tanah Air, sayangnya Pemerintah dengan segala jargon politik bermain sirkus.

Menperin MS Hidayat meresmikan terminal pengisian elpiji (LPG) milik Grup Bosowa senilai US$ 70 juta atau sekitar Rp 857,5 miliar, di kawasan industri Lantebung, Makassar.

PT Pertamina melalui anak usahnya PT Pertagas dengan PT PGN Tbk silang argumen terkait status pipa gas, haruskah 'open access' atau 'dedicated hilir'. Siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan?

Ada ironi di masalah gas Indonesia, sehingga pemanfaatannya belum maksimal untuk publik. Sebagai contoh saat ini ada defisit atau kekurangan gas di Sumatra Utara tetapi ada over supply gas di Jawa Timur yang tidak bisa dimanfaatkan oleh industri dan rumah tangga akibat minimya infrastruktur gas. Begitu pula di daerah lain.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) siap membantu program konversi BBM ke BBG. Salah satunya membangun infrastruktur pengisian BBG di DKI Jakarta.

Persoalan open access dan unbundling di sektor migas sebenarnya hanya persoalan kecil di hilir. Persoalan besarnya ada pada regulasi, terkait dengan pergasan yang sepertinya sengaja dibuat sumir. Selain itu apa betul kalau open access dan unbundling harga gas di hilir akan lebih murah? 

Pencurian BBM jenis premium dan solar di pipa milik Pertamina terjadi di Balongan dan Tasikmalaya. Kondisi ini mengherankan, karena para pencuri tersebut bisa tahu letak pipa BBM milik Pertamina.

Pemerintah meminta pelaku pencurian minyak Pertamina segera ditangkap dan dihukum. Selain merugikan keuangan negara, pencurian minyak Pertamina memberikan citra buruk bagi bangsa.

Meledaknya pipa distribusi BBM Pertamina di Tasikmalaya diduga akibat dibobol maling yang mencuri dengan cara melubangi pipa tersebut. Apa komentar Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan?