Marzuki Alie meminta Muhammad Nazaruddin kembali ke Indonesia. Marzuki juga berharap supaya koleganya itu mau memenuhi panggilan penyidik KPK.

Kejahatan 177 WNA yang ditangkap polisi ternyata bukan hanya masalah cybercrime. Diduga, mereka juga ada keterkaitan dengan kasus perdagangan manusia.

Marzuki Alie menegaskan Nazaruddin tidak pernah berpamitan kepadanya untuk tinggal menetap di Singapura. Marzuki mengaku tidak pernah ketemu dengan Nazaruddin sebelum mantan bendahara Partai Demokrat itu ke Singapura.

Ditjen Imigrasi membantah tersangka kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) BI, Nunun Nurbaeti menggunakan paspor milik keponakannya Yane Yunarni Alex. Namun memang wajah Nunun cukup mirip dengan keponakannya itu.

177 Warga negara asing (WNA) yang diduga terlibat dalam kejahatan cybercrime akan segera dideportasi. Langkah itu akan dilakukan pada Sabtu (11/6) besok melalui Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.

Politisi Partai Demokrat Nazaruddin didampingi sang istri, Neneng Sri Wahyuni, "menyepi" di Singapura. Imigrasi belum mengantongi informasi pasutri ini bakal pulang ke Tanah Air dan memenuhi panggilan KPK.

Tak ada tanda-tanda Nazaruddin dan istrinya, Neneng Sri Wahyuni, menampakkan batang hidungnya ke KPK. Informasi terbaru, ternyata Neneng tengah mendampingi suaminya di Singapura.

Indonesia Police Watch (IPW) meminta mantan Wakpolri Adang Daradjatun membantu penuntasan kasus suap DGSBI. Adang sebagai suami Nunun Nurbaeti, tersangka dalam kasus tersebut, membantu KPK dengan cara memulangkan Nunun ke Indonesia.

Adang Daradjatun tidak menyebut dengan pasti kapan terakhir kali mengontak Nunun Nurbaeti. Dia mengaku, kontak terakhir dilakukan di Singapura beberapa saat setelah sespri Nunun ke Singapura pada 2010.

Eks Menteri Perindustrian, Fahmi Idris, lumayan banyak tahu keberadaan tersangka suap DGS BI, Nunun Nurbaeti. Tetapi Fahmi malas melaporkannya ke KPK.