Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Indonesia memiliki program kerja jangka panjang pengembangan satelit telekomunikasi hingga roket pembawa satelit. Program ini terangkum dalam masterplan selama 25 tahun ke depan.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengembangkan pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Program bernama LAPAN Surveillance UAV (LSU) sudah menghasilkan 5 jenis pesawat tanpa awak.

Saat program pengembangan pesawat nasional terhenti pasca krisis ekonomi 1998, banyak insinyur pesawat Indonesia hijrah ke produsen pesawat dunia. Mereka memilih bekerja di Airbus, Boeing, Bombardier, hingga Embraer.

Pengembangan pesawat terbang di Indonesia kembali bergairah pasca tertidur lama. Industri pesawat terbang nasional sempat mati suri saat krisis ekonomi 1998.

Indonesia merupakan negara maritim yang dikelilingi ribuan pulau kecil hingga besar. Untuk menghubungkan wilayah tersebut, diperlukan moda transportasi yang andal dan cepat.

Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas. Alhasil potensi pelanggaran batas wilayah hingga pencurian hasil laut Indonesia sangat tinggi.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah memasuki usia 51 tahun.

LAPAN menyiapkan dua lokasi di Indonesia bagian timur untuk menjadi bandara antariksa alias tempat peluncuran roket. Dua wilayah tersebut adalah Morotai di Maluku Utara dan Biak di Papua.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek dan Dikti) Mohamad Nasir mengunjungi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dalam kunjungannya tersebut, Nasir menekankan pentingnya menghentikan pemborosan APBN.

Pesawat SpaceShipTwo dari Virgin Galatic baru-baru ini jatuh di Gurun Mojave, California dalam rangkaian uji coba. Rupanya memang ada beberapa bahaya yang mengintai pesawat wisata luar angkasa ini.