Dalam keterangan pers terkait bom JW Marriott dan Ritz Carlton (17/7), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menarik keterkaitan ledakan dengan konteks politik pascapilpres 2009. SBY menyebut soal revolusi. Mungkinkah itu?

Dari hasil survei yang dilakukan oleh LSI, Pileg dan Pilpres telah dilakukan secara jujur dan adil (jurdil). Ini membantah tudingan elit politik tertentu yang selama ini mengatakan sebaliknya.

Selama pilpres berlangsung, pasangan Mega-Prabowo tampil sebagai pemenang pertama, JK-Wiranto muncul sebagai pemenang kedua, serta SBY-Boediono justru kehilangan banyak suara pemilih. Karena hasil survei LSI, SBY memperoleh 70 persen, sementara hasil quick count hanya 60 persen.

Lembaga Survey Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa politik aliran atau primordial sudah tidak berlaku laki dalam dalam pertarungan pilpres 2009 ini. Masyarakat dinilai telah dewasa dalam menentukan pilihan politiknya.

Pernyataan Andi Mallarangeng yang mengatakan orang Bugis belum saatnya menjadi presiden dipandang sebagai blunder Tim SBY. SBY harus memaksa Andi meminta maaf jika tidak ingin suaranya terus menyusut.

Kampanye hitam dan isu-isu delegitimasi digencarkan pihak kompetitor SBY dinilai tidak akan menyurutkan elektabilitas SBY-Boediono hingga ke titik rawan. Serangan yang menjurus ke fitnah itu justru memperkuat kembali eletabilitas SBY.

LSI merasa dirugikan dengan kemuculan spanduk 'Gerakan Pilpres 1 Putaran' yang disertai ajakan mendukung Mega-Prabowo. Spanduk yang mencatut foto Denny JA itu dilaporkan ke Bawaslu.

Hasil jajak pendapat sejumlah lembaga yang mendudukan SBY-Boediono diposisi aman, kembali memancing kecurigaan kompetitor. Tim pemenangan pasangan yang diunggulkan menanggapinya dengan cara mengingatkan.

Tim SBY-Boediono tegas membantah survey LSI yang memperkirakan kemenangan 70 persen sebagai pesanan. Pihak kompetitor lebih baik melakukan introspeksi.

Partai Demokrat (PD) mensyukuri hasil survey LSI yang memperkirakan bahwa SBY-Boediono akan menang telak dalam Pilpres 2009. Namun jangan sampai ini membuat tim pemenangan terlena.