Presiden SBY berada di Yogyakarta dalam rangka puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Malam harinya SBY menyempatkan diri mengunjungi kediaman mantan Ketua MPR Amien Rais.

'99 Cahaya di Langit Eropa' mengambil keseluruhan lokasi syuting di beberapa negara Eropa yang memiliki peninggalan sejarah kejayaan Islam di masa lalu. Namun, film ini lebih dari sekadar 'jalan-jalan' menapaki sejarah di Eropa.

Kru film '99 Cahaya di Langit Eropa' punya banyak cerita mengenai perjalanan syuting mereka selama satu bulan lebih. Banyak kenangan manis, tak sedikit juga hal yang menegangkan yang mereka rasakan.

Selain menampilkan perjalanan spiritual Hanum Rais (Acha Septriasa) di tanah Eropa, film '99 Cahaya di Langit Eropa' juga melibatkan karakter-karakter lain yang memiliki pandangan sendiri soal kepercayaan. Mereka adalah teman-teman Rangga (Abimana) di lingkungan kampus.

Setiap sutradara film hampir selalu mengulang sebuah adegan hingga beberapa kali, atau bahkan seharian penuh, untuk mendapatkan hasil terbaik ketika pengambilan gambar. Tetapi ada satu adegan di film '99 Cahaya di Langit Eropa' yang tak bisa diulang.

Gua-gua di Indonesia tidak kalah dengan gua-gua di Eropa untuk urusan lukisan purba manusia gua. Misalnya saja, gua di Kampung Belae, Pangkep, Sulawesi Selatan juga punya lukisan purba berupa cap tangan dan gambar hewan.

Proses editing film '99 Cahaya di Langit Eropa' diakui sang sutradara, Guntur akan melalui proses yang cukup ketat. Bahkan menurutnya, cerita film akan dimulai dengan animasi.

Film '99 Cahaya di Langit Eropa' akan ditayangkan dua Sesi. Di Sesi pertama nanti, sang sutradara, Guntur pun punya tugas berat memotong film berdurasi 3,5 jam itu.

Ada banyak cerita yang dikisahkan para pemain film '99 Cahaya di Langit Eropa', salah satunya Abimana. Pemeran Rangga dalam film tersebut mengaku sangat senang ketika syuting di kawasan Cordoba, Spanyol.

Pengambilan gambar di Hagia Sophia, Istanbul menjadi tantangan tersendiri bagi tim '99 Cahaya di Langit Eropa'. Pertama dari masalah perizinan, yang kedua dari pengunjung yang memenuhi tempat bersejarah bagi masyarakat Turki itu.