Partai Gerindra masih menjajaki koalisi dengan beberapa partai. Setelah itu partai berlambang garuda ini akan menentukan nama calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.

Partai Gerakan Indonesia Raya menegaskan tidak mungkin menetapkan sosok wakil presiden dari kalangan militer. Hal ini untuk saling melengkapi sosok Prabowo Subianto yang berlatar belakang purnawirawan TNI jenderal bintang tiga.

Koalisi Gerindra-PAN dan PD dikabarkan santer bakal mengusung Prabowo-Hatta Rajasa (Prabowo Berjasa) di Pilpres 2014. Lalu sekuat apa duet ini?

Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya dalam waktu dekat ini dipastikan akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Sekretaris Jenderal Partai Gerakan Indonesia Raya Ahmad Muzani memastikan dalam waktu yang tidak terlalu lama, nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto akan diputuskan.

Siapa bakal pendamping Capres Jokowi dalam Pilpres nanti, masih misterius. Sejumlah nama sudah disebut, namun yang terkuat adalah Jusuf Kalla. Bagaimana potensinya? Mungkinkah faktor usia jadi pengaruh?

Capres PDIP Joko Widodo akan segera mengumumkan kriteria cawapres pendamping dirinya. Jokowi akan memilih partner yang memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda dengannya.

Hasil exit poll Cyrus Network dan CSIS menunjukkan elektabilitas Jokowi setelah dipasangkan dengan cawapres terkuat saat ini tak mencapai 50%. Fenomena SBY yang menang Pilpres 2009 dalam satu putaran dengan raihan 60,80% belum terkalahkan.

Lembaga survei Cyrus Network berkolaborasi dengan CSIS melakukan survei exit poll pada Pileg. Dari exit poll disimulasikan peta kekuatan pasangan capres-cawapres. Jokowi muncul sebagai capres paling kuat, dipasangkan dengan siapapun.

3 Poros Capres diperkirakan akan menjadi pusat koalisi Pilpres. Jokowi dengan PDIP, Prabowo dengan Gerindra, dan Aburizal Bakrie atau Ical dengan Golkar. Hasil survei dari ketiga nama itu, elektabilitas Jokowi paling kuat.