Satelit Telkom-3 yang gagal mengorbit dan dikabarkan hilang usai diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, disarankan harus segera dibuatkan penggantinya. Sayangnya, produksi ulang satelit tidak mudah dan memakan waktu yang cukup lama.

Hilangnya satelit Telkom-3 usai diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, diyakini tak hanya merugikan Telkom saja. Namun industri telekomunikasi di Indonesia juga ikut terkena imbasnya.

Di YouTube muncul video yang memperlihatkan detik-detik perjalanan roket Proton-M yang membawa satelit Telkom-3 dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan.

Menteri BUMN Dahlan Iskan memastikan layanan PT Telkom Tbk tidak mengalami gangguan terkait kabar hilangnya satelit Telkom-3 saat peluncuran dua hari lalu.

Telkom menilai satelit Telkom-3 yang gagal mengorbit dan dikabarkan hilang tidak akan mengganggu operasional dan layanan Telkom Group secara keseluruhan. Selain itu, satelit seharga Rp 1,8 triliun ini telah diasuransikan secara penuh.

Kementerian Kominfo yakin musibah hilangnya satelit Telkom-3 yang diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, akan diganti sepenuhnya oleh pihak asuransi mulai dari pembuatan hingga peluncuran dan pengoperasian satelitnya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai kasus hilangnya satelit Telkom-3 yang diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, sudah menjadi risiko dalam sebuah penyelenggaraan teknologi.

Kabar hilangnya satelit Telkom-3 yang diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, turut membuat pemerintah Indonesia terpukul, kecewa, dan prihatin. Pihak Rusia pun diminta segera menjelaskan masalah ini.

Peluncuran satelit Telkom-3 turut membawa harapan tinggi dari Telkom kala mengangkasa. Sayang, setelah beberapa jam diluncurkan, nasib satelit seharga Rp 1,8 triliun itu masih belum jelas.

Satelit Telkom-3 yang baru saja diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan pada hari Senin (6/8/2012) waktu setempat, dikabarkan hilang.