Bagi masyarakat Korea Selatan, operasi plastik menjadi hal yang biasa untuk dilakukan dan telah menjadi bagian dari budaya negeri ginseng tersebut. Kini banyak bermunculan klinik-klinik kecantikan di Korea yang menawarkan serangkaian operasi plastik dengan menjanjikan hasil akhir yang alami tanpa terlihat seperti operasi.

Dunia seolah tidak bersahabat ketika penyakit datang menyerang. Tak semua dokter mementingkan tarif jasa, ada juga seorang dokter baik hati yang malah memberi uang pada pasien kurang mampu untuk berobat.

Jangan pernah menganggap remeh pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Sebisa mungkin konsultasikan kesehatan gigi ke dokter setiap 6 bulan sekali. Dengan begitu, jika terdapat masalah pada gigi dan mulut maka akan lebih mudah terdeteksi.

Sejak terjatuh dari balkon rumahnya delapan tahun lalu, Shivam Sharma tak bisa makan ataupun berbicara. Bagaimana tidak, insiden itu menyebabkan rahang Shivam menyatu dengan tengkoraknya.

Ajang Miss Korea tahun lalu sempat menuai kritikan karena para kontestannya terlihat mirip satu sama lain. Mereka dianggap telah melakukan operasi plastik sehingga 'pola' wajah mereka terlihat sama, mulai dari mata sampai senyuman.

Malangnya remaja asal Kongo ini. Mulutnya hampir hilang karena 'terbenam' di dalam tumor seukuran bola sepak yang ada di rahangnya. Tumor agresif ini terus tumbuh dan hampir membunuhnya bila ia tak segera dioperasi.

Seorang balita dari Maroko yang terlahir tanpa wajah kini memiliki kesempatan baru memiliki hidup normal. Balita yang bernama Yahya El Jabaly (3) ini akan dipertemukan dengan ahli bedah ternama yang pernah memisahkan kembar siam Trishna dan Krishna.

Maan Singh lahir di India dengan kondisi langka bernama sindrom Pfeiffer. Sindrom ini mengakibatkan tengkorak, tulang wajah dan otak bocah ini berhenti tumbuh. Sekilas matanya terlihat bengkak seperti ditonjok.

Model asal Brazil, Celso Santebanes rela melakukan operasi plastik sampai menghabiskan uang Rp 594 juta agar wajahnya terlihat seperti boneka pasangan Barbie, Ken.

Aset penting seumur hidup, keberadaan dan kesehatan gigi mutlak diprioritaskan. Namun yang terjadi pada Ashik Gavai justru sebaliknya. Idap penyakit tertentu, ia harus menjalani operasi pencabutan 232 'giginya' selama 7 jam.