Lurah Warakas, Mulyadi, bernyali gede mblalelo terhadap kebijakan lelang jabatan gagasan Jokowi. Ia melontarkan perlawanan terhadap ide orang nomor satu di Jakarta itu, seperti 6 aksi ini:

Lurah Warakas, Mulyadi mengklaim didukung warga dalam perseteruannya dengan Jokowi soal lelang jabatan. Entah benar atau tidak klaim itu, pastinya Warakas, Jakarta Utara merupakan basis kuat pendukung Jokowi-Ahok.

Lurah Warakas, Mulyadi, masih terus kukuh pada pendiriannya untuk menolak program lelang jabatan. Lalu apakah Gubernur DKI Jakarta akan menemui Mulyadi untuk membicarakan masalah tersebut?

Lurah Warakas, Jakut Mulyadi terang-terangan menentang kebijakan Gubernur DKI Jakarta Jokowi soal lelang jabatan. Bak selebritis, kini banyak yang mencari Mulyadi. Dia pun memilih bekerja tak dari kantor. 

Lurah Warakas, Jakut Mulyadi pernah berniat mengadu ke MK soal lelang jabatan yang dilakukan Jokowi-Ahok. Itu dulu, tapi kini Mulyadi mengaku masih pikir-pikir. Belum pasti dia menggugat ke MK. 

DPRD Akan Fasilitasi Jokowi dan Lurah Warakas

Lurah Warakas, Jakarta Utara Mulyadi benar-benar nekat melawan Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Bayangkan, dia mempersoalkan lelang jabatan lurah dan camat yang digagas Jokowi-Ahok guna mendapatkan calon kompeten. 

Lurah Warakas Mulyadi tidak mengikuti uji kompetensi calon lurah dan camat. Padahal semua lurah dan camat definitif wajib ikut serta. Kepala BKD DKI I Made Karmayoga menyesalkan sikap lurah Warakas yang tidak siap berkompetisi.

Lurah Warakas, Jakarta Utara Mulyadi menolak ikut seleksi lelang jabatan lurah dan camat. Ada tudingan datang, penolakan dia ikut seleksi karena tak bisa komputer dan internet. 

Lurah Warakas Mulyadi menentang kebijakan Gubernur DKI Jokowi soal uji kompetensi calon lurah dan camat. Penentangan itu ditunjukkan Mulyadi dengan 'mangkir' dari uji kompetensi. Karena sikapnya ini, Mulyadi terancam kehilangan jabatan.