Draf RUU Penyandang Disabilitas yang ditulis oleh komunitas penyandang memiliki sekitar 200 pasal. Pasal-pasal tersebut berisikan kewajiban pemenuhan hak-hak para penyandang oleh pemerintah.

Tahun lalu, Kemendikbud sudah mencanangkan kebijakan seleksi masuk SMA dengan menggunakan standar nilai UN dan tertulis. Namun, tahun ini sepenuhnya dari nilai UN.

Penyelenggara SNMPTN sepakat untuk menghapuskan beberapa syarat untuk mendaftar SNMPTN yang dianggap diskriminatif bagi para penyandang disabilitas. Para penyandang disabilitas pun kini bisa mengikuti SNMPTN sesuai jurusan yang diminatinya.

Mendikbud M Nuh angkat bicara seputar syarat-syarat SNMPTN 2014 yang dianggap diskriminatif bagi penyandang disabilitas. Bagi dia, syarat itu untuk bidang-bidang tertentu dan demi keselamatan.

UGM memberikan akses pendidikan yang luas kepada difabel. UGM juga telah merevisi berbagai persyaratan berkaitan dengan syarat fisik pendaftaran SNMPTN kepada panitia pusat.

Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan ternyata masih kaku soal aturan pemilihan jurusan bagi difabel. Beberapa PTN di Yogyakarta seperti UGM, UNY, UIN, dan ISI dinilai masih memberlakukan pembatasan tersebut.

Proses pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah dimulai. Namun Beberapa jurusan eksakta dan sosial di SNMPTN 2014 mensyaratkan pendaftar yang bukan penyandang disabilitas. Hal tersebut pun menuai kecaman.

Syarat SNMPTN yang masih melarang penyandang disabilitas masuk ke beberapa jurusan di PTN diprotes para penyandang disabilitas. Pakar pendidikan Arief Rachman mengimbau agar syarat itu lebih ditekankan pada kemampuan akademis, bukan fisik.

Keterbatasan fisik bukan menjadi halangan untuk meraih kesuksesan. Setidaknya hal inilah yang dibuktikan oleh dua penyandang disabilitas, yakni Dedi Mulia dan Rachmita Harahap. Mereka berhasil kuliah hingga meraih gelar master.

Para difabel menggugat persyaratan SNMPTN 2014 yang dinilai diskriminatif. Mereka mensomasi Kemendikbud. "Dunia pendidikan ini mau mencari orang gagah atau orang pintar?" gugat salah satu dari mereka.