Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tak lelah menyerang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Setelah hak angket yang kini masih berproses, DPRD kini berencana menggulirkan hak menyatakan pendapat.

Hasil kerja tim angket DPRD DKI belum juga disahkan, namun sudah muncul wacana hak menyatakan pendapat yang berpotensi memakzulkan Ahok. Dibutuhkan 53 orang untuk menggolkan misi itu.

Setelah penggunaan hak angket DPRD DKI memasuki tahap 'final', kini muncul wacana melanjutkan penggunaan hak menyatakan pendapat yang bertendensi pemakzulan Ahok.

Proyek buku senilai miliaran rupiah di APBD DKI 2014 kini disorot terlebih usai diketahui anak tersangka kasus UPS Alex Usman menjadi penulis buku itu, yakni Rina‎ Aditya Sartika. Rekan sefraksi Rina di Partai Gerindra DPRD DKI mempersilakan KPK menyelidiki.‎

Putri tersangka kasus pengadaan UPS, Alex Usman bernama Rina Aditya Sartika diketahui merupakan penulis enam buku yang pengadaannya masuk APBD DKI 2014‎. Anggota Fraksi Partai Gerindra Prabowo Soenirman berkata, pengadaan itu tak ada hubungannya dengan Alex Usman.

Anak tersangka kasus pengadaan UPS Alex Usman adalah Anggota DPRD DKI yakni Rina Aditya Sartika, yang juga merupakan penulis enam judul buku yang pengadaannya bernilai Rp 6 miliar dalam APBD DKI 2014.

Tim angket DPRD DKI Jakarta terus bekerja usai APBD 2015 hampir pasti gagal terealisasi. Namun tim angket terhadap Ahok ini membuka kemungkinan tidak akan memanggil Ahok untuk meminta keterangan.‎

Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik memastikan menolak Raperda APBD 2015 yang diajukan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok). Menurutnya, dia hanya memenuhi keinginan Ahok untuk menggunakan Pergub pagu APBD 2014.

Sekitar 600 mahasiswa se-Jakarta, sampaikan keresahan masyarakat atas daruratnya kondisi Jakarta ke Balai Kota DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta pada Jumat (20/3) lalu.

Kegigihan Gubernur DKI Jakarta Ahok memperjuangkan sistem e-budgeting untuk APBD DKI 2015 terus menuai simpati dan dukungan banyak kalangan, terutama para tokoh dan pegiat antikorupsi. Tokoh antikorupsi Buya Syafii Maarif pun angkat bicara.