Hari ini genap dua tahun Jokowi-Ahok memimpin Ibukota. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyoroti program-program Jakarta Baru yang sudah berhasil dikerjakan. Salah satu yang disoroti Ahok adalah bidang kesehatan.

Di balik keseriusannya menangani pasien, siapa sangka dr Hari Nugroho SpOG (31) dulunya adalah pecinta traveling yang hobi mengeksplor tempat-tempat di di dalam dan luar Jawa atau yang lazim disebut backpacker.

Pelaksanaan program bayi tabung di Indonesia memang diizinkan. Berdasarkan peraturan kesehatan RI pun ditegaskan bahwa hanya pasangan suami istrilah yang diperbolehkan melakukan prosedur ini. Dengan demikian, donor sperma tidak dibolehkan.

Setiap wanita tentu ingin memiliki anak, namun ada beberapa kondisi yang membuat organ reproduksinya memiliki sakit atau kelainan tertentu. Yang paling sering terjadi adalah kista atau kanker serviks. Jika begini adanya, bisakah wanita tersebut menjalani bayi tabung?

Untuk menjalani program bayi tabung dengan sperma suami, umumnya pemeriksaan dilakukan untuk menguji kelayakan sperma. Nah, bagaimana dengan program bayi tabung untuk wanita yang belum menikah dan menggunakan sperma donor seperti yang kabarnya dilakukan Julia Perez?

Dikabarkan menjalani program bayi tabung di luar negeri dengan status belum menikah, artis Julia Perez juga disebut-sebut sudah memiliki calon donor sperma. Jika tak pilih-pilih donor dan klinik dengan cermat, bukan tak mungkin prosedur ini berisiko.

Untuk dapat melaksanakan program bayi tabung di Indonesia, setiap pasangan harus menyerahkan surat nikah yang menunjukkan bahwa keduanya sudah menjadi suami istri. Nah, bagaimana dengan Julia Perez yang kabarnya melakukan prosedur tersebut di Malaysia?

Wagub DKI Basuki T Purnama atau Ahok memilih fokus mengurus program kesehatan di sisa 3 tahun pemerintahannya. Ahok akan mempermak RSUD menjadi lebih baik dengan kualitas setara rumah sakit swasta. 

Upaya memperluas peserta BPJS Kesehatan dilakukan dengan jemput bola ke masyarakat, agar mau mendaftar sebagai peserta.

Orang tua manapun tentu sedih saat anaknya sakit. Tak heran, orang tua berusaha melakukan yang terbaik demi kesembuhan sang anak. Itu pula yang dilakukan Asep Ruswiadi. Pria 45 tahun itu berjuang sekuat tenaga mendapatkan obat bagi anaknya, M. Ade Nastyar (18), yang terkena hemofilia. Padahal obat untuk Ade tidaklah murah. Harganya puluhan juta rupiah.