Polisi kembali menjadi sorotan karena kasus kekerasan yang terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat. Tindakan represif aparat kepolisian dalam menghadapi unjuk rasa rakyat Bima dinilai melanggar HAM.

Tindakan represif Brimob dalam membubarkan demonstrasi di Bima, Nusa Tenggara Barat, menuai banyak kecaman. Polisi seharusnya tidak perlu melakukan tindak kekerasan pada demonstran.

Bentrok antara polisi dan warga yang melakukan unjuk rasa sering terjadi. Standar pengamanan unjuk rasa yang membolehkan polisi menggunakan senjata api pun dipertanyakan.

Tindakan represif aparat keamanan tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Yaman, sedikitnya sembilan orang tewas dan 90 lainnya terluka karena ditembaki oleh aparat saat berunjuk rasa di ibukota negara tersebut, Sabtu (24/12).

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berpendapat bentrokan berdarah di Bima yang menewaskan 2 orang warga menjadi catatan kelam kepolisian. Kapolri didesak mencopot Kapolda NTB.

Sedikitnya 50 anak Punk menggeruduk Polrestabes Bandung. Mereka menggelar aksi damai sebagai bentuk solidaritas terhadap aksi penggundulan 65 anak Punk Rock di Banda Aceh oleh aparat kepolisian setempat.

Peredaran narkoba di Kampung Ambon sudah terjadi 10 tahun silam. Ditengarai, ada oknum-oknum yang membekingi jual beli narkoba tersebut.

Aksi demo menginap belasan PKL di halaman Gedung DPRD Medan, Sumatera Utara dibubarkan paksa oleh Satpol PP Pemkot Medan, Rabu (7/12/2011) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Polda Jabar membantah keras pernyataan pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mengatakan adanya aksi penyeretan terhadap Fransisca saat proses penangkapan. Tuduhan terjadinya tindakan arogan oleh polisi ialah tidak benar.

Polda Jabar membantah keras pernyataan pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mengatakan adanya aksi penyeretan terhadap Fransisca saat proses penangkapan