Cawapres Boediono menilai program Bantuan Langsung Tunai (BLT) harus tetap dilanjutkan. Selama bantuan itu terus bergulir, program tersebut dapat meringankan beban rakyat.

Sumber dana BLT terus dipermasalahkan sejumlah kalangan. Sebab uang tunai yang dibagikan secara langsung ke masyarakat ternyata berasal dari pinjaman asing dan Surat Utang Negara (SUN), yang akhirnya membebani APBN.

Penggunaan dana BLT yang diperoleh dari pinjaman utang dari asing, justru akan menghancurkan Presiden SBY. Upaya program untuk menghilangkan kemiskinan yang digembar-gemborkan itu justru akan menambah kemiskinan.

Pembagian dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada penduduk miskin dinilai sebagian masyarakat mengandung unsur politis. Terlebih, pembagian BLT dilakukan pada saat menjelang Pemilu 2009.

Tim sukses pasangan SBY-Boediono membantah sumber dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) berasal dari utang negara. BLT ditegaskan berasal dari alokasi subsidi BBM.

Penggunaan dana BLT yang diperoleh dari pinjaman utang dari asing, justru akan menghancurkan Presiden SBY. Upaya program untuk menghilangkan kemiskinan yang digembar-gemborkan itu justru akan menambah kemiskinan lagi, karena menanggung utang tersebut.

Menko Kesra Aburizal Bakrie membantah pernyataan Ketua BPK yang menyatakan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan kepada masyarakat miskin berasal dari utang.

Selama penerimaan pajak belum ditingkatkan, Indonesia masih akan terus bergantung pada utang luar negeri. Hal ini juga yang menyebabkan pemerintah tidak bisa memperbarui alutsista.

Saat sibuk menyambangi kios-kios di Pasar Jelambar, Jakarta Barat, Boediono tiba-tiba didatangi seorang ibu hamil 6 bulan. Karlin, ibu muda itu ngidam ingin perutnya dielus Boediono.

Wapres Jusuf Kalla menemui perwakilan korban lumpur Lapindo dan Jaringan Rakyat Miskin Kota. Kepada korban lumpur Lapindo, JK berjanji akan berusaha menghentikan luapan lumpur.