Meski hari ini tidak ada sidang sengketa Pilpres, namun massa pendukung Prabowo-Hatta tetap menggelar aksi dukungan seperti hari-hari sebelumnya di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat.

Dua bulan berlalu, tapi Hadi Nurdin tak mau beranjak dari Rumah Polonia. Bocah 5 tahun itu tak mau diajak pulang ibunya <i>saking</i> ngefans berat kepada Prabowo.

Kamar berukuran 2X3 meter itu terasa pengap. Dinding dan pintunya terbuat dari triplek tipis. Atapnya tampak seperti mau rubuh. Kamar tersebut menjadi tempat tinggal Arsilan, seorang tukang kebun Bung Karno selama 11 tahun.

Arsilan masih terlihat gagah di usianya yang telah senja. Ia tampak memakai topi baret merah dengan baju tentara loreng dengan tulisan Markas Besar Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (Mabes PKRI).

Ribuan orang memadati depan kantor Kemenag siang ini. Massa yang tergabung dari beberapa ormas ini menuntut DKPP dapat menindaklanjuti kecurangan Pilpres yang telah dilakukan oleh KPU.

Tak semua pendukung Prabowo-Hatta di gedung MK berasal dari aliansi. Sejumlah dari mereka hanya warga biasa yang diajak berdemo bahkan beberapa di antaranya datang membawa anak.

Menunggu memang menjemukan. Untuk mengusir jenuh, massa pendukung Prabowo dan Rajasa yang berdemo di MK memilih dangdutan sambil menunggu kedatangan teman-teman mereka.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Sutarman menerbangkan pesawat tempur Sukhoi milik TNI AU. Keduanya bermanuver di udara.

Ratusan orang yang mengenakan topeng saling dorong dengan petugas kepolisian di depan kantor KPU Provinsi Jateng. Mereka berusaha masuk ke halaman kantor KPU Jateng untuk mendirikan tenda dan berencana menginap di sana.

Ada yang menarik dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung di depang Gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Seorang bocah berumur 5 tahun mengenakan pakaian ala TNI 'memimpin' ratusan relawan Prabowo-Hatta untuk berunjuk rasa di tengah berjalannya sidang kedua gugatan keputusan KPU di MK.