Seperti diketahui pada hari Jumat (9/1/2015), Menteri Perhubungan Ignasius Jonan melakukan konferensi pers untuk mengumumkan hasil audit tertib administrasi dan pelaksanaan perizinan rute penerbangan.

Bandara Internasional Juanda yang semula ditutup, kini sudah normal kembali. Kondisi normal setelah ada perbaikan 5 lubang di runway sekitar pukul 15.00 WIB. 

Tim SAR berhasil mengevakuasi FDR yang merupakan salah satu bagian black box AirAsia QZ8501. FDR yang merekam data-data teknis pesawat seperti ketinggian, kecepatan, putaran mesin, radar, autopilot, itu masih dalam kondisi bagus.

Kotak hitam AirAsia QZ8501 bagian Flight Data Recorder (FDR) sudah diangkat dan dimasukkan kontainer berisi air. FDR itu akan dibawa di Jakarta dan langsung dibuka untuk dianalisis.

Maskapai Susi Air masuk dalam daftar maskapai yang terkena sanksi melanggar izin terbang. Pihak maskapai akan mengikuti aturan dari Kemenhub.

Kemenhub) memberikan sanksi terhadap 5 maskapai yang melanggar izin rute penerbangan, salah satunya adalah Lion Air. Ketidakjelasan detail rute yang dibekukan membuat penumpang Lion Air Jakata-Kendari mengaitkan delay pesawatnya pagi ini dengan kebijakan itu.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memberikan sanksi tidak mengizinkan terbang 61 penerbangan dari 5 maskapai karena melanggar izin. Jonan memerintahkan mereka untuk segera mengajukan izin baru yang sesuai dengan jadwal penerbangan.

Kementerian Perhubungan membekukan 61 penerbangan dari lima maskapai di Indonesia. Kemenhub meminta kelima maskapai itu segera mengajukan izin ulang terkait penerbangan.

Menhub Ignasius Jonan mengumumkan hasil audit tertib administrasi dan pelaksanaan perizinan rute penerbangan. Hasilnya, Menhub melarang terbang 61 penerbangan dari 5 maskapai penerbangan karena melanggar izin terbang. Ini rinciannya.

5 Maskapai dengan total 61 jadwal penerbangan dibekukan. Mereka dinilai Kemenhub tak memiliki izin terbang. Jonan mengaku tindakan ini dilakukan untuk perbaikan industri penerbangan Indonesia.