Berakhir sudah kisah pelarian Gayus Tambunan. Pegawai pajak golongan III A yang tersandung kasus markus pajak Rp 28 M ini akhirnya menyerahkan diri di Singapura Selasa malam (30/3/2010).

Tak ubahnya cuaca pada hari-hari sebelumnya, kawasan Puslatpur Baluran, Situbondo terasa sangat menyengat. Namun, suhu udara panas ini tidak mengurangi semangat prajurit Marinir untuk menjajal medan latihan yang cukup menantang.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Christian Zebua membantah lamanya pengepungan disebabkan alotnya negosiasi antara pihak TNI dan Herman soal mobil yang akan membawanya.

Tanah kosong di seberang Kantor Imigrasi Jakarta Selatan itu tampak biasa saja. Hanya pagar seng yang menutupi. Tidak disangka tanah di sebelah rumah Wapres Boediono ini adalah sumber pengepungan rumah Brigjen Purn Herman Sarens Sudiro.

Meski dikepung, Brigjen Purn Herman Sarens Sudiro berusaha membela diri. Ia membantah melakukan korupsi yang dijadikan pangkal untuk menahan dirinya. Lewat pegawainya, Herman menyebar bundelan dokumen.

Keluarga Brigjen (Purn) Herman Sarens Sudiro membuka negosiasi dengan Pomdam Jaya. Meski masih belum diperbolehkan masuk ke dalam rumah, namun sejumlah petinggi TNI tengah berunding dengan Reni, putri Herman.

Polisi Militer yang berada di sekitar kediaman Brigjen purn Herman Sarens Sudiro bukan melakukan pengepungan. Mereka ditugaskan melakukan penahanan karena berkali-kali Herman mangkir saat dihadapkan ke pengadilan.

Menyusul pengepungan oleh polisi militer Kodam Jaya, kompleks rumah Brigjen Purn Herman Sarens dijaga ketat oleh satpam. Semua orang yang mau masuk ditanyai tujuannya.

Pengepungan Brigjen Purn Herman Sarens Sudiro diduga terkait kasus korupsi. Herman diduga menyelewengkan uang negara Rp 600 miliar.

Setelah mengepung rumah kosong di Jalan Gandapura 33 hampir 4 jam, sejak pukul 10.30 WIB, akhirnya sekitar pukul 13.30 WIB, polisi membubarkan diri dengan tangan hampa.