Menjadi wisudawati terbaik saja sudah menjadi sorotan, tetapi lengkap sudah momen Raeni (22) hari itu. Hari ini, Raeni pun akan terbang menuju Inggris.

Hasil buruk di SEA Games 2015 membuat PRSI memutar otak untuk melakukan pembinaan berkelanjutan. Salah satu yang mereka lakukan adalah menjajaki kerjasama dengan Kementerian Keuangan dalam program LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).

Saat ini mengejar beasiswa dari LPDP yang setiap tahun selalu buka pendaftaran. Jika berkesempatan kuliah di luar negeri, Jerman adalah tempat yang dia tuju.

Belum banyak penyandang disabilitas yang berani berkuliah di luar negeri. PPI Inggris pun membuat kampanye yang mendorong para penyandang disabilitas berani.

Berasal dari keluarga kecil di Ngawi, Jawa Timur, tak lantas membuat Devi Triasari (23) patah arang untuk melanjutkan jenjang pendidikan hingga tingkat master.

Keterbatasan ekonomi tidak menghalangi seseorang meraih prestasi dan cita-cita, itulah yang ditunjukkan Suci Yuli Priyanti (23), gadis asal Banjarnegara.

Di negara berkembang, masalah kesehatan masih erat kaitannya dengan kemiskinan. Oleh karena itu, WHO merasa pengentasan kemiskinan harus dimulai dari upaya untuk meningkatkan kapasitas negara miskin dan berkembang untuk memberantas penyakit tertentu.

Meski tengah dibombardir berbagai sanksi ekonomi oleh Barat, dampak sanksi di Rusia nampaknya tidak terlalu menyentuh sektor jasa spa yang banyak mempekerjakan terapis asal Indonesia. Beberapa mahasiswa RI juga tidak mengalami hambatan berarti.

Tingkat ekonomi dan pendidikan yang rendah memaksa sebagian masyarakat Dusun Secang untuk hidup tanpa fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus) yang layak. Mereka pun jadi rentan melakukan defekasi terbuka alias buang air besar sembarangan.

DIY boleh jadi salah satu provinsi yang maju, dengan tingkat pembangunan yang masih progresif. Namun di salah satu kabupatennya, masih ditemukan warga yang tidak memiliki jamban yang layak pakai.