Wakil Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mengakui bahwa kampanye partainya untuk kemerdekaan tampaknya akan menemui kegagalan.

Warga Skotlandia telah menentukan pilihan dalam referendum kemerdekaan yang digelar Kamis, 18 September kemarin. Hasilnya sejauh ini, mayoritas warga memilih 'Tidak' untuk kemerdekaan dari Kerajaan Inggris Raya.

Perhitungan sedang dilakukan setelah pemungutan suara berakhir untuk menentukan apakah Skotlandia tetap masuk dalam Britania Raya atau menjadi negara baru. Hasil nasional dijadwalkan bisa keluar pada Jumat (19/09) pagi, atau sekitar pukul 12.30 WIB.

Pemungutan suara referendum pemisahan diri Skotlandia dari Kerajaan Inggris telah digelar. Warga Skotlandia berduyun-duyun mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di negara ini.

Rakyat Skotlandia hari ini akan memutuskan apakah terus berada di bawah kedaulatan kerajaan Inggris Raya atau menjadi negara merdeka.

PM Inggris David Cameron memohon warga Skotlandia untuk menolak opsi kemerdekaan dalam referendum yang akan digelar pekan depan. Cameron mengingatkan bahwa kemerdekaan dari Kerajaan Inggris Raya merupakan "lompatan ke dalam kegelapan".

Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan pihaknya saat ini sedang merampungkan draft revisi UU No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Draft itu akan diserahkan ke Kemendagri, dan ke DPR.

Memanasnya hubungan Rusia dengan Amerika Serikat dan sekutunya berbuntut panjang. Rusia kini telah melarang impor pangan dari AS dan para sekutunya.

Hubungan panas antara Rusia dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya masih memanas. Kedua belah pihak pun masih saling berbalas sanksi.

Capres Prabowo Subianto dengan lantang menyebut kualitas Pilpres di Indonesia lebih buruk dibanding Korea Utara, setelah dia dinyatakan kalah dalam keputusan KPU. Apa tanggapan KPU?