Partai Golkar secara signifikan mendapat meraih simpati publik. Terbukti, dari survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia, partai berlambang beringin tersebut menduduki urutan teratas dalam perolehan suara. Apa tanggapan Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono?

Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survey Indonesia (LSI) besutan Denny JA ditanggapi positif oleh Fraksi Golkar. Hasil survei ini akan dijadikan peta jalan bagi langkah Golkar ke depan.

"Denny JA, adalah konsultan yang kini bekerja untuk Aburizal Bakrie dan Golkar. Sangat wajar jika publik menduga mungkin saja terjadi bias dan penggiringan opini," ujar Bima Arya, Ketua DPP PAN yang sebelumnya juga adalah konsultan politik.

Politisi senior PDIP Pramono Anung melihat ada korelasi antara jatuhnya popularitas PD bersamaan dengan maraknya kasus suap di Kemenpora. Utamanya dugaan kuat tersangkutnya M Nazaruddin dalam kasus ini.

Berdasarkan survei LSI, Golkar memperoleh suara tertinggi dibanding partai lain seandainya Pemilu digelar saat ini. Hasil survei ini membuat partai berlambang pohon beringin ini kian yakin akan memenangkan Pemilu 2014.

PD menyadari kasus M Nazaruddin membuat kepercayaan rakyat kepada partai berlambang bintang mercy ini menurun. Bahkan dari hasil survei LSI menyebut perolehan suara PD turun hingga 5 persen.

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebut perolehan suara Golkar diprediksi naik hingga 4 persen. Golkar mengaku tak ingin cepat merasa puas dengan prediksi survei tersebut.

Dalam hasil survei yang dikeluarkan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Partai Demokrat (PD) mengalami penurunan suara sebanyak 5 persen sementara di sisi lain Partai Golkar mengalami kenaikan sebesar 4 persen.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebut Golkar sebagai pihak yang paling diuntungkan dari adanya polemik kasus Nazaruddin yang menimpa Partai Demokrat. Bagaimana tanggapan Golkar terkait hal ini?

Publik tidak percaya dengan keseriusan PD untuk membantu penuntasan kasus yang melibatkan M Nazaruddin. Ketidakpercayaan ini muncul karna tak kunjung pulangnya Nazaruddin ke tanah air.