Pemerintah Myanmar menolak tawaran dari ASEAN untuk mengadakan pembicaraan guna membahas konflik Buddha dan Rohingya di Rakhine, Myanmar. Alasannya, hal itu merupakan urusan dalam negeri Myanmar.

Bentrokan antara warga Buddha dan Rohingya yang kembali terjadi di Myanmar bulan ini menewaskan sedikitnya 88 orang. Lebih dari 26 ribu orang lainnya pergi meninggalkan rumah mereka.

Pemerintah Indonesia menekankan kepada pemerintah Myanmar agar tidak berpihak kepada salah satu kelompok yang bertikai di Provinsi Rakhine. Efek dari kekerasan ini dinilai akan sampai pada dua generasi mendatang.

Human Rights Watch (HRW) mendesak pemerintah Myanmar untuk melindungi minoritas Rohingya yang tengah mengalami serangan kejam. Diingatkan HRW, konflik akan terus memburuk jika akar permasalahan tidak segera diatasi.

Kekerasan sektarian terus terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar barat. Ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal, terus membanjiri kamp-kamp pengungsi yang sudah penuh sesak.

KBRI di Myanmar menegaskan bahwa konflik yang terjadi di provinsi Rakhine antara etnis Rohingya dan Rakhine bukanlah konflik agama melainkan konflik komunal.

Majelis Ulama Myanmar mengumumkan tidak akan melakukan kurban saat hari Idul Adha menyusul meningkatnya gejolak sosial di Provinsi Rakhine, Myanmar. Pemerintah Myanmar tidak mampu menjamin keamanan jika acara kurban tetap dilaksanakan.

Berbeda dengan Indonesia, Myanmar akan melaksanakan hari raya kurban pada Sabtu, 27 Agustus 2012. Pelaksanaan Idul Adha di Myanmar akan berpusat di Yangoon untuk menghindari gejolak sosial.

Kekerasan sektarian kembali terjadi di Rakhine, Myanmar. Sebanyak lima orang tewas dalam beberapa hari terakhir. Ratusan warga Rohingya pun mengungsi ke kamp-kamp darurat.

Sekitar 800 mahasiswa Buddha di Myanmar turun ke jalan untuk berunjuk rasa menentang muslim Rohingya. Mereka mendorong pengusiran warga muslim Rohingya dari Rakhine.